Sastra Ensiklopedi Takdir

Jumat, Mei 04, 2012

Ensiklopedi Takdir perihal yang selalu diperdebatkan manusia sepanjang zaman, maka dari itu manusia dibagi menjadi tiga bagian: dua bagian di ujung dan satu bagian di tengah. Sebelum membahas hal tsb, bahwa aspek pentingnya disebut Kekuatan takdir, dan tak berubah hingga kematian, Taqdir sungguh leluasa menggantung juga menggelembung, tentu tanpa belenggu-belenggu, "bukankah kau sendiri yang menulis taqdirmu". Mari mengenal pembagian takdir pendapat Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin

Perihal pembagian takdir
Pertama, orang yang melihat keumuman takdir Allah sehingga dia menafikan adanya tindakan memilih. Dia berpendapat bahwa manusia serba terpaksa dalam pekerjaannya dan tidak mempunyai pilihan apa-apa. Jika ada seseorang jatuh dari atap karena diterpa angina dan sebagainya atau dia turun dengan selamat, semuanya sudah ditetapkan dalam takdir.

Kedua, orang yang berpendapat bahwa manusia melakukan segala sesuatu atau meninggalkannya berdasarkan pilihannya sendiri dan tidak ada hubungannya denga takdir Allah. Dia berpendapat bahwa manusia bebas mengerjakan amalnya dan tidak ada kaitannya dengan takdir Allah di dalamnya.

Ketiga, orang yang bersikap tengah-tengah, lalu melihat kedua sebab itu. Dia melihat keumumam takdir Allah dan juga melihat adanya pilihan manusia. Dia mengetahui secara tegas perbedaan antara jatuhnya manusia dari langit-langit karena angin atau lainnya dan turunya dia darinya karena pilihannya sendiri ataukah karena takdir.

Takdir dalam Ulasan Sastra 
Sikap bijak terhadap taqdir, kata sebuah pahaman, "aku sendiri 
sudah menghapus beberapa catatan yang maknanya sampai pada luka, dan ketika 
malam-malam sunyi aku belajar mengobatinya dengan ketulusan.

Ensiklopedi Takdir 


Kekuatan taqdir, melebih imajinasi dalam sajak, ia lebih dari hanya sebuah kata, impulsnya bukan  dijadikan sebagai komunikasi dan pencitraan juga bisa dijadikan sebagai logo atau simbol, katakanlah bahwa dalam unsur Gambar di dalamnya terdapat suatu paduan titik, garis, bidang juga warna yang dikomposisikan untuk mencitrakan sesuatu, dan di arbitrerkan sebagai sebuah bentuk dalam penggunaan penamaan.

Sedang taqdir di nisbahkan sebagai ketentuan yang telah Allah tetapkan. Bahkan jauh sebelum semua makhluk-makhluk diciptakan. Banyak referensi menjelaskan permasalahan-permasalahan takdir sesuai dengan persepsi pemahaman berdasar kitab ilahi juga timbangan pemikiran. Sedang diungkap Abu Hilal Al-'Akari, ialah bahwa takdir digunakan untuk menunjukkan perbuatan Allah SWT.

Takdir adalah Riwayat Hidup.
kemestia yang harus dilalui, ia berada dalam ridha/ genggaman Yuhan. di Lauh Mahfuzh "Allah telah mencatat segala kejadian-kejadian di dalam Lauh Mahfuzh, dari permulaan zaman sampai akhir zaman. Baik berupa kisah nabidan rasul, azab yang menimpa suatu kaum, pengetahuan tentang wahyu para nabi dan rasul, tentang penciptaan alam semesta dan lain-lain".Menurut syariat Islam. Sekalipun jika kita tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh*. Kemudian yang dapat mengubah takdir yang tertulis dalam Lauh Mahfuz itu hanya doa dan perbuatan baik/ usaha. Nabi Muhammad bersabda: "Tiada yang bisa mengubah takdir selain doa dan tiada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik".Lauh Mahfuzh akan kekal selamanya karena ia termasuk makhluk yang abadi, selain Lauh Mahfuzh makhluk abadi ada 'Arsy, surga, neraka dan lain-lain.


Pilihan bebas memahamkan hayat bahwa betapa manusia sungguh leluasa  menggantung juga menggelembung, tentu tanpa belenggu-belenggu, "bukankah kau sendiri yang menulis taqdirmu", kata sebuah pahaman.... aku sendiri sudah menghapus beberapa catatan yang maknanya sampai pada luka, dan ketika malam-malam sunyi aku belajar mengobatinya dengan  ketulusan

Maka tak ada ketiadaan lagi juga ketidaktahuan yang mencipta tanya

Kau yang tak mengenal riwayat taqdir, sebelumnya.
 Tak terpikirkan jika ketiadaan itu kelak terjadi ?,
terencana ?, yang ada adalah ruang kosong dan tampa gambar,
tapi.... segala-gala seolah terjaga ?,Taqdir ya...?
 



mata kita berbeda warna juga
 berbeda taqdir yang tertulis dan tergambar disitu, atau.....
kita berdua yang telah saling menulis dan gambar.... ???
SEBAB, 
kulihat sesuatu saling tersimpan dan terbentuk disitu
         : aromanya menggambarkan banyak musim, juga
           menuliskan dingin yang dengannya kita saling menghangatkan.
 di "mata kita" sesuatu terus tertulis dan tergambar, apakah.....
 kita mengenal ini sebelumnya ya...?
_______________
kaimuddin mbck, 2011
Berdamai dengan taqdir, bukan berarti pasrah dengan
 kondisi saat ini. Tapi lebih kepada menerima setelah apa yang 
diminta dan diusahakan belum menuai hasil.

      Satu kubu menolak takdir. Mereka adalah Qadariyah dan Mu’tazilah serta pengikutnya. Sedangkan kubu lainnya menetapkan takdir secara salah. Mereka adalah golongan Jabriyah dan pengikutnya. Hanya kelompok yang berada di tengah dua kubu itulah kelompok yang benar. Kelompok ini adalah kelompok asli umat Islam yang memahami takdir serta mengimaninya secara proporsional, sesuai dengan dalil al Qur`an dan Sunnah sebagaimana difahami oleh Salafush Shalih. Kaum jin kemudian juga memahami hal ini, dan  hal ini menjadi ruang tersendiri akan perihal jin kafir semacam mencuri berita dan ia dilempar dengan petir (1).


catatan taqdir: azimat gantungan di rumah

__________
Referensi TaKdir

1)Tafsir Qurtubi, "semua takdir makhluk Allah telah ditulis-Nya di Luh Mahfuz, bisa saja dihapus/ diubah oleh Allah atau Allah menetapkan sesuai dengan kehendak-Nya".

(2)Allah telah menjadikan Lauh Mahfuzh ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia dilangit dan di bumi.

3)Dan takdir merupakan rukun iman yang ke enam, yang berarti sudah menjadi suatu keharusan/kewajiban bagi umat muslim beriman pada takdir Allah, baik dan buruk


~~~~
Sangbaco.web.id
Ensiklopedi Taqdir 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images