Puisi "Wajah dalam Lukisan"

Senin, Juli 11, 2011

Meremang wajah dalam lukisan, usai sebuah tangan baru saja menorehkan kuas dengan gurat di keningnya, setelahnya mungkin kau hanya akan menemukan seungguk kenangan buruk dan kasar, tentang rumah tanpa anak dan teman tanpa cakap-cakap. Wajah dalam lukisan tampak depresi seolah sedang melamun atau melihat benda yang mengingatkan kejadian yang tak lain mengenang tentang kematian, wajah dalam lukisan dengan guratan di keningnya menitikkan perlahan-lahan keringat kian membuat tua lukisan tua merupa dan bingkainya yang kusam dalam jelajah waktu.
Lukisan : tampak sangat dalam "kerinduan itu",seolah kekasih telah pergi dan bahkan saling melupakan tentang waktu yang sungguh terbatas dan kematiannya nan menghantui.

wajah dalam lukisan bukanlah senandung lagu elegi juga bukan peristiwa yang selalu tepat terwakilkan dengan kata, sebab kata dalam keterbatasannya kadang terlalu terang untuk membuatmu tempias di dasar kolam dan kaupun melebihkan makna, wajah dalam lukisan batu yang diam di mata pahat, dengan takjub aku..... minta sekerat nasihat? dan aku orang-orang kalah dalam lukisan tersebut...!!. "seolah menanti batas yang tidak ada batasnya"


Puisi Wajah Dalam Lukisan
 *setelah semalaman itu, aku hanya mengenalmu dalam
     lukisan "wanita rambut panjang dengan rambut digerai 
     angin, apakah kau baik-baik saja di sana ?"
   
Menimang lipatan makna pada wajah di kanvas kalbu... 
       pada rahim  yang terbawa arus, batinku pulang ke-segala 
       samudera, lalu ke-sebuah pemandangan di ujung  
       tanjung,  untuk dilukisnya sebagai satu-satunya bayanganmu.  
             
Dan lukisan wajah itu penuh sepi dan adalah malam  penuh amuk dengan bola embun turun pada kanvas  yang masih basah, aneka warna kecut dalam semantik ,  juga bias warna pelangi coba di dendang-kannya : "ini berlebihan---?", kataku, meskipun demikian ilusi tak berhasil menghadirkanmu.  

"wajah di kanvas kalbu", dan ada yang  
menunggu hidup dan mati, hingga pagi tiba.....embun membasahi kanvas tersebut. Sesuatu bersimpuh beku dalam lukisan, memahamkan, betapa wanita "sebaik-baik ciptaan", lalu kita terus memuja..., betapa berat juga jerit mengharap kamu pulang.                                     
_____________
kaimuddin mbck, 18-19 juli,  puisi "wajah dalam lukisan

*Wajah dalam lukisan itu hampa dari dalamnya rindu, jauhnya batas harapan, adalah peristiwa traumatik akan belenggu bayang-bayang kenangan buruk yang berlebihan atau pengidap gangguan post traumatic stress disorder (PTSD). ya sebuah Penderitanya seringkali teringat kejadian traumatis apabila dipicu peristiwa tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

(peristiwa di ruang UGD) Pada ruang UGD, sebelum Penyuntikan atas teman penderita tersebut tampak dokter menyebarkan bau melati saat usai dibius.
_________________

Puisi | Wajah Sepenuh Bayangan

Puisi paling bayang ungkapan kata cinta dengan wajah kekasih menjelma di setiap ruang, bayang  menjelma sepi seolah telusup kedalaman lautan lepas. 

Puisi paling bayang ?  jangan tanya seberapa riuh bayangan itu mengusik, ini sihir, yang merapikan harapan dan doa melesat ke langit,

"semoga isyarat rindunya menemu kuncup yang tiba-tiba mekar".

Puisi paling bayang rangkaian detak-detak waktu merias ilusi nan memaksanya bertarung antara sepi dan kenyataan riil bahwa "rindu ini tak buatku berhenti mengenang", sungguh jelajah telah mencapai batas, katanya, "jika pergi, tolong bawa serta bayanganmu"_ Tak seperti hantu puisi paling bayang itu, simak saja puisi berikut. 











Puisi paling bayang
Kau metafora yang melaju bersama waktu meruap menuju rongga langit, bahkan kau bayang yang menebas hujan, melipat dedaunan, menghitung gerimis dalam degup sepi. adalah bayang dalam dobrak jantung, kau tak berhenti melarung.
Risaulah dalam getir rindu itu yang mengharap mu
     pulanglah, pada gerimis yang membasahi daun,
     pulanglah dari segala arus yang berakhir di muara
     lihatlah .. kursi-kursi taman yang  meratap  sendiri
     jenguklah  kelopak bayang  yang  digelayut elegi, atau
   "aku arung menahan badai"

Tabuh paling bayang adalah algoritma
    tidak untuk meresapi dan tak minta-mu tepati janji, pulanglah
    menekurlah sedikit saja, sebab isyarat yang belum kau baca saat pergi
    lihatlah bayang rindunya tanpa ditawar atau di timbang, tak lebih bahkan tak berubah

Lupakan tetirah paling bayang : kau tengkar dengan "bayanganmu sendiri "
ia bayang dan kau tak pernah sendiri
 ____
sangbaco maros 21|08|11
Original content Puisi paling bayang 

Apresiasi Puisi Lukisan Wajah Paling Bayang
Isyarat bahwa manusia selalu bersama dengan Tuhannya, dalam senyawa rohnya mengikat fitrah yang dititip di hatinya, tak apapun selain kau diminta mengenalnya, maka dengan ini Ia : Kekasih dan Perhatian, juga dengan ini kitapun bisa "ada" atau "tiada...". Mengenal fitrah  akan menemu ilmu sadar atau mengenal Tuhan melalui bisikan hati. Bayang adalah pencarian tak berakhir anasir esensial perhatian dan refleksi interna. Trasenden puisi paling bayang menemu telaga makrifat, sejuk dalam oase kesadaran tentang jalan pulang.
____
Refleksi Ramadan 2008
Tulis Kaimuddin Mabbaco
Mahasiswa smtr akhir STKIP Yapim Maros
Sangbaco.web.id dalam_Puisi paling bayang_

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images