Sosiologi Sastra
Senin, Juli 04, 2011Bahasakanlah sebab sesutu harus terucap, atau ucapkanlah sebab sesuatu harus di bahasakan. Ruang pengembangan bahasa dalam sosiologi sastra dalam aspek dokumenter menandaskan gagasan bahwa bahwa sastra merupakan cermin zamannya,
Sastra dalam kekaryaan anulirnya akan membentuk kebiasaan dengan pesona mungkin lewat gaya komunikasi atau kecakapan lain, bahkan secara berlebihan dikatakan oleh Foucoult, ”atas sastra, siapa yang mampu memberi nama,
dialah yang menguasai, dan jika
di dunia hewan berlaku hukum makan dan dimakan maka didunia manusia
berlaku hukum membahasakan atau dibahasakan”?, dan dengan ini Pengarang mengekspresikan dirinya mengungkapkan problema kehidupan dirinya juga menorehkan mimesis pencerminan masyarakat, segalanya dengan teks sastra, seirama dengan pendapat bahwa karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat.
Bahkan seringkali masyarakat sangat menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman, adalah Sosiologi Sastra, sementara sastrawan sendiri adalah anggota masyarakat yang terikat status sosial tertentu dan tidak dapat mengelak dari adanya pengaruh yang diterimanya dari lingkungan yang membesarkan sekaligus membentuknya.
Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan itu disebut sosiologi sastra dengan menggunakan analisis teks untuk mengetahiu strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra (Damono, 2003:3).
Pakar sosiologi Universitas Cornell setelah menganalisa ribuan pesan di situs microblogging Twitter. menggunakan sebuah software bahasa untuk mendeteksi kata-kata positif dalam 509 juta pesan Twitter dari 2,4 juta pengguna Twitter di 84 negara ungkapnya, "dalam satu tahun.Kebanyakan orang merasa paling bahagia pada pagi hari, sebuah studi di Amerika mengatakan selengkapnya di .....>, Pagi tercipta ribuan pesan.
Sosiologi adalah telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang objektif dan ilmiah dalam masyarakat. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah ekonomi, agama, politik dan lain-lain — yang kesemuanya itu merupakan struktur sosial— kita mendapatkan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang menempatkan anggota masyarakat di tempatnya masing-masing.
Sesungguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama. Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat sebagai usaha manusia untuk menyesuakan diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat itu. Dengan demikian, novel dapat dianggap sebagai usaha untuk menciptakan kembali dunia sosial yaitu hubungan manusia dengan keluarga, lingkungan, politik, negara, ekonomi, dan sebagainya yang juga menjadi urusan sosiologi. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi dapat memberi penjelasan yang bermanfaat tentang sastra, dan bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa sosiologi, pemahaman kita tentang sastra belum lengkap.
Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan saat ini menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra dan landasannya adalah gagasan bahwa sastra merupakan cermin zamannya. Pandangan tersebut beranggapan bahwa sastra merupakan cermin langsung dari berbagai segi struktur sosial hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas, dan lain-lain. Dalam hal itu tugas sosiologi sastra adalah menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh khayal dan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang merupakan asal usulnya. Tema dan gaya yang ada dalam karya sastra yang bersifat pribadi itu harus diubah menjadi hal-hal yang bersifat sosial.__ wassalam...dari berbagai sumber _demikian sekelumit tentang Sosiologi Sastra
____
Sangbaco.web.id_ Telaah sastra
Teori sastra dalam Judul Sosiologi sastra.Maret|07|11.
0 comments