Hati yang Tulis, hati pula yang Baca
Minggu, Januari 15, 2012Yang di utarakan oleh hati itu indah dan abadi, sebab dasarnya adalah Pesan di sebuah esai : "Pahamilah keindahan citra hati yang tidak akan hancur, rusak, dan terhalang. Sesungguhnya keindahan alam menipu, sedangkan keindahan jiwa mengasyikkan”.
Tulis dengan hati
?, lalu lahirkan syair/teks, ya..., perihal beginian lebih sulit, orang Sulsel melisankan "susah itu kodong"), atau tak tuk mudah menyerahkan pilihan kepada idiom atau kata sebagai perwakilan maksud dari hati, terlebih jika maksud hati ke bahasa, lebih lagi ke khasanah linguistik, segala sebab "tanggung jawab lahirnya teks".
Ada pula yang memberi preposisi lebih terhadap bahasa bahwa : "cetusan bahasa itu merupakan usaha untuk menundukkan alam semesta...", berlebihan ya....?. Persepsi sederhana bermaksud "sampaikanlah dengan keadaan sebenarnya, jika sedang susah tulislah item prihatin, jika sedang senang bahagia kanlah yang tampak dalam uraian teks, jika anda seorang jujur sampaikanlah tentang kejujuran. Hal demikian terdapat Iradah Tuhan terhadap diterimanya teks dgn baik oleh pendengar.
Sekali itu, catatan hatinya menorehkan : seberapa jauh "kita", sedang sebuah berita kau tunggu, padahal aku hanya punya, secarik kertas kumal bertuliskan: "jaga dirimu, sayang, hidup begitu menggetarkan...".
Benar bahwa pengalaman batin dan badan takkan pernah mampu kita jelaskan secara menyeluruh. Karakter inilah yang membedakan karya sastra dari produk laboratorium, karya jurnalistik, telaah sejarah, atau penyusunan biografi.
*terhadap penciptaan teks sekali itu ia jujur pada kekasihnya ; " Ketika aku konyol dan tolol, seluruh maumu tak kuindahkan sama sekali, alur sedang melambat sayang, ya..., kekurangan sedang berlangsung dan penuh kesan mengada-ada, tapi aku tak sempat ‘berbohong’pada keindahan yang harus kutanggapi dengan pengertian yang benar, saat rambutmu di gerai angin, meski : indahmu belum juga dapat ku teriakkan sayang....?
*Socrates berkata :
”Janganlah engkau memperhatikan wajahnya tapi
perhatikanlah akalnya.
Niscaya engkau akan tahu keburukannya.
Menambah kepercayaan diri akan seringnya kata tak tepat mewakili keadaan, maka aku sering tak lupa memandang ke bawah dengan memberi judul " ya...tulis-tulis saja", agar merasa bahwa dimanapun aku ...maka kau tak luput ku serempet.haha...haha..ha..., menulis hati memang aneh....(kelak sambung__
kaimuddin mbck.
kaimuddin mbck.
0 comments