Syair Kata "Ter-bangsat" Kisah SMA
Minggu, Januari 01, 2012Bangsatlah jika kau tak syukur, sedang Tuhan kirimkan seseorang tepat di saat kau sepi, rindu dan penuh cinta. Karenanya "sebuah ruang syair tercetus ", dan kau pria, menggenggam erat pena dan kertas ajaib yang harus terisi penuh. Jangan pungkiri kekasihmu meskipun amat bangsat ia sejak awal kau jumpa dengannya. Bermula dari ia seorang pacar tetapi mengenalkan pula padamu om-om hidung belang dengan status juragan tempat ia membiayai sekolahnya, demikianlah dan cerita baru saja di mulai. Ini catatan syair yang sebelumnya diendapkan sebab ia malu pada dunia, dan dengan hati polos mencinta ia buka kata cintanya pada gadis nakal kekasihnya dengan syair "aku catatan, yang berulang menuliskan "sayang....", dunia tempat bersekolah ternyata membutuhkan peran om-om, jaga dirimu sayang..., hidup begitu menggetarkan". Simak ungkapan seorang pria lugu pada kekasih nakalnya dalam syair kata-kata terbangsat untuk kekasih.
Kekasih gelapku, aku hanya punya kata -
sederhana untukmu, syair yang tak cukup bangsat seperti keadaan cinta kita.
Di tatap-nya sela jari jarinya yang dingin, "suatu saat Tuhan
akan mengirimkan seseorang untuk ia genggam dengan erat " pikirnya.
Kekasih gelapku.., ternyata memupuk cinta kasih kita, tak murni-murni amat penuh ketulusan, sebab kau senyum-senyum saja pada hitam-putih cinta ini, bahkan masih cinta ini perlu bohong-bohong sedikit sebagai bumbu. Kalimat syair cinta ini tetap kurangkai, kau tahu kata-kata itu masih "membius". Dengan akhir kata : selalu mengajak kita berpikir "apa apa ada waktumu kali ini bertemu ?.
Tapi kau selalu desak, sebab setiap Kerinduan Mu Datang, Rasanya Aku tak mau terhalangi, secepat aku Ingin Menjadi Hantu Tampan.
Bangsat Tahun baru 2011.
"begadang jangan begadang..", boleh saja demi menegaskan cinta sebagai bukan keterlanjuran. Laku itu betapapun kau tetap menolak, padahal matamu telah dulu tenggelam dingin dan kabut bila aku mendesakmu dengan semburan api dan menciummu berulang-ulang, entahlah....
Peristiwa biasa itu karena hanya berlangsung dalam hati, kita tak saling menegur kesalahan secara lisan, dan benar kita telah saling memanggil dalam persetubuhan sunyi tapi kita belum saling mengancan dalam bersalah ketika tak menuliskan sesuatu, brengsek memang.... kita terlalu naif juga sopan, sayang..
Masih sekantong asmara juga dengan luka kemarin, sore yang mengajak kita, merenung, membaca kisah hidup kita kelak ?, adakah syair-syair ini kelak hanya mabuk atau dengan perih luka, kita pahat di badan sendiri, Inilah kata dalam puisi dalam peristiwa yang tak ingin kita tahu. Mengapa kita bertemu dan hanya menapak di pasir pantai yang sebentar lagi air pasang merenggutnya. Oh...
2 musim telah berlalu, Lama tak sua, sebuah berita ia tunggu, dan hanya secarik kertas kumal ia temukan, bertuliskan, "jaga senyum-mu sayang.." itu cukup melemaskan sepinya yang kaku. "
bangunlah perempuanku..., lupakan bahwa kita pernah bangsat, perang kehidupan ini telah berakhir, tak desing peluru dan luka yg me-nganga. Kita kini 2 orang merdeka dengan pundak tegar dan kaki yang berlari kencang, tafsirkan bahwa kebebasan juga milik kita. jangan tergesa-gesa waktu belum benar-benar penuh menegaskan kita sebagai 2 pecinta, yang hanyut di rimba belantara
____
Pesan-pesan dalam syair tempo dulu
ya.. kata dengan sedikit bangsat juga urakan
Kata bapakmu saat menerima raport di sekolah "pantas memberimu senyum nak, pagi benar kau telah memetik sekumpulan bunga, aku tak perlu menerka maksudmu, ketika kau menghadapi ujian sekolah dengan penuh senyum".
Waktu menggodamu, kukirim saja seserpih kata ini, lewat sahabat dektamu "Senyummu jenakamu ternyata tak terlupa, ketika itu aku menerimanya sebagai sepotong senja dan itu tak pernah lengkap karena aku terus mencari separuhnya".
Sempatkanlah begadang, untuk pagi buta di kisah halaman depan, "Ssst.. jangan berkedip, (dihalam rumah) embun membesar dan jatuh dari ujung daun pandan..." _ Pagi benar2 cerah, menginginkanmu bahagia, seperti tanggung jawab, matahari yang menyelusup di jendelamu sedang kau masih tertidur. hai.... _ Demi esok pagi yg penuh rahasia....malam ini aq mengajakmu bertemu dalam sajak, tentu kau tak memilih sepi membiarkanmu terbawa ketempat segala perih bukan......
Sebuah berita : Diamnya sejenak seperti membisikkan sesuatu tentang awan dan angin yang dingin, isyarat penuh genangan air mata_ seseorang mendahuluimu pergi.
Pulang jumatan dan kau kupaksa berprinsip "sesekali setujulah untuk dapat menarik hal positif kedalam diri anda, tak cukupkah waktu hanya dengan trotoar panas, dan warna-warni lampu kota yang meremang tiap malam. Ibumu baru saja meninggal "sabbara' ki nari pulaleng elo'na puangngE' "_ (terus merangkai) seperti hendak membuat semuanya jadi enak, kita diajak bicara tentang sungai jembatan awan ataupun angin yang dingin, katanya, "musim hujan... tidaklah mesti mbuatmu terkurung",
5 musim telah berlalu : kartu lebaran ini hanya benda2, tapi ungkapanmu didalamnya memberi fakta bahwa dunia betapa menghendaki ucapan yang luhur. "Idul Adha...untukmu, bagi bagilah hewan kurbanmu, ke aq, hehe..he,..Kau tentu tak bangsat amat kini ?"_ dan sebuah foto kami bertiga dengan putri kami..Untukmu.
*Gerimis pun berhenti, karena sebuah gagasan, komunikasi dan kecerdasan seni telah mereka bangun. selamat... : syair kata terbangsat , sebuah ruang lengang nan sepi, tempat... yang bisa kudatangi setiap saat tanpa ada yang marah, aku bebas berbisik apa saja dalam keluasan yang tak terbatas_ kaimuddin mbck 1999.
____
Sangbaco.web.id_ Jayapura : untuk perempuan berinisial "S".
Syair Kata "Ter-bangsat" Untuk "Perempuanku ?"_item teks paling bajingan.
0 comments