Puisi: Gerimis mengantarmu Pulang

Selasa, Januari 31, 2012

Sebab gerimis sesuatu telah berlangsung, bergerak dan meluap, kau gerimis yang berderap dari tempat paling tepi, paling sunyi. Kau gerimis yang membasahi kemarau menumbuk bumi, kau gerimis itu yang memucatkaan wajah senja, kau gerimis itu yang tergesa-gesa dan mabuk, kau gerimis yang menerobos malam tanpa tahu menunggu, ya..kau gerimis yang mengajari peristiwa, sekali lagi kau gerimis yang melengkapi lahirnya puisi,....musim sedang tak bersahabat kendatipun Senja dan Gerimis menjelma silhuet dan

 memantul pada kemilau papan-papan iklan di sepanjang jalan, tentu aku tak mengajakmu memihak..kau milik dirimu sendiri seperti gerimis itu....

Kumpulan puisi gerimis Mengantarmu pulang
Kemudi ini gila sayang…ia terjemah rindu yang terkirim tak beralamat,
ketika itulah aku kata yang bermula dari gerimis,,, ..dan
tumpah menyergap seluruhmu,
lihatlah…. segalamu telah basah, “sebuah genangan gerimis ?”, kau tebak,
padahal aku telah lipatan doa menjadi ....kata,
                                          menjadi ...gerimis, 
                                          menjadi....pantai tempat berlabuh.
 _______
Sabtu, 09 April 2011


" Gerimis  "

*kupandangi langit lembut kalau-kalau kau pulang

*Apresiasi Puisi Gerimis
 "Gerimis" dan "pulang"  sebentuk harapan kasih yang menutup musim kemarau,  sebab sebelumnya  mereka suka duduk berhimpitan meskipun tanpa bicara di suatu sudut perempatan, atau di sekitar air mancur berwarna jingga, ya di tengah taman kota yang juga tetap panas.
 pengalaman yang intens ?, seperti pengalaman yang tidak berdaya atas kenyataan…. Gerimis Itu tidak di depan kita, tapi itu melliputi kita dalam misteri, kita lebih mampu menggunakan metafor. meskipun metafor bukan memecahkan misteri seluruhnya.

Sesekali  pula menunggu gerimis di bawah naungan pohon-pohon flamboyan di bantaran sungai bawah jembatan. gerimis adalah dekapan trotoar juga dekapan jalan-jalan utama, tempat mereka  melintas berdua. Ritme yang selalu di nantinya , ritme metropolitan diantara acuhan wajah orang-orang yang bergegas menyeret keletihan. Menunggu gerimis adalah cinta selalu lepas dari tangkapan kata-kata. Ia adalah gelora hidup untuk dihayati.... dikhidmati....., tidak dimana-mana tapi disini.. (link cat X :Aku gadis yang mencintai suami orang_sebuah dialog.

*sebelum gerimis maka tak ada kata janji, pun tak ada isyarat-isyarat tentang esok atau lusa, yang entah akan menyatukan atau memisahkan mereka. Malam merenggut senja tanpa gerimis, sedang kesunyian mendadak tebal menggenang di pelupuknya....

  
~Puisi Gerimis
 ku-lelah pada hantu kemarau yang 
meranggaskan daun-daun hingga kering,
 aku semestinya memetik kembali ingatan-mu  tentang
 kabar musim hujan ditatapmu

kukira jarak antara ku tak sampai sampai padamu, atau
keadaan memang selalu begini ?

~Puisi Gerimis
 tak kulihat lagi percikmu menyisir landai sungai yang
 dengan itu ku-
 membuang risau,padahal kau tahu malam-malamku adalah
 catatan tentang tanah lembab yang
 menumbuhkan bunga dengan aneka warnawarni

~Puisi Gerimis
 meminjam kata-kata kenangan yang jauh,
 saat kita menunggu,
“pertemuan kemarau dan hujan ”, adalah  rindu kita yang
 tersirap dalam tangantangan yang menampung luka
 atau kita berbohong untuk percayai  bahwa 
rindu adalah  milik kita hari ini..?

Puisi gerimis
 masih kah kau kosong atau 
tangan gaib mesti melerai gelisahku?
 disini istana debu telah terbangun sayang..., dan
 anaknak kita tumbuh besar disini…..
 Gerimisku, kupandangi langit lembut itu, kalaukalau kau pulang
 musim sedang tak bersahabat._

______________
 maros "pondok bambu 19",

Puisi Gerimis di jembatan sore ini
 Gerimis seperti ingin menenangkan dirinya
 sendiri dalam senja. lalu iapun melintas saja  dan pergi.
 Entah....tapi gerimis dan senja telah saling tatap dalam dan begitu lama,
 betapa, aku hanya tau  Senja dan Gerimis menjelma silhuet dan
 memantul pada kemilau papan-papan iklan di sepanjang jalan.
 _______________ 
kaimuddin mbck  

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images