Tanaman Mencerdaskan Pegagan ke Gingko Biloba

Sabtu, Juli 02, 2011

Tanaman pegagan dipaksakan tumbuh terawat di Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan untuk negara Jepang, Indonesia dijadikan asembling dengan cara kontrak untuk pegagan yang setelah di petik dikirim ke jepang, untuk tanaman ini diolah kembali menjadi kapsul atau sirup dengan nama "Gingko Biloba", dan kita Indonesia kemudian membelinya dengan harga mahal. keadaan ini disedihkan... oleh Prof Dr Hembing ,dalam buku " No 3 di dunia no 1di Asia", menurutnya khasiat tanaman tersebut, memulihkan konsentrasi dan daya pikir. Di kampung, ketika kecil mengaji dulu, sering dibuatkan ramuan ini oleh guru mengaji kami, bagi murid yang lambat paham baca Quran (aku diantaranya), meskipun tanpa di jelaskan apa guna dari tanaman tersebut, dalam kamus bahasa suku Bugis di sebut "Tungke tungke". Simak ulasan berikut
















Tanaman Mencerdaskan Pegagan Gingko Biloba

Sadar akan pentingnya zat yang di kandung pegagan ini, kami mengkonsumsimya dengan mencampur dengan sayur yang lain, sebab kalau dimasak terpisah rasanya kurang sedap, "anyir dan kental ", meskipun sebuah referensi mengatakan bahwa di Sunda masyarakat biasa menggunakan pegagan sebagai lalapan bagi orang yang menderita kepikunan.

Pegagan bersifat sebagai Brain Tonic dan karena kemampuannya ia sering disebut sebagi Makanan Otak.
manfaat pegagan mampu memperbaiki sistem daya ingat bagi orang-orang yang mengalami kemunduran fungsi otak dan daya ingat. Ia semacam dengan Ginko Biloba bahkan lebih banyak lagi khasiatnya. Suatu penelian membuktikan bahwa pegagan mampu meningkatkan kemampuan mental, meningkatkan IQ, dan meningkatkan kemampuan syaraf memori
 
Berikut dari "Batal Mati Bosan Berkat Pegagan",Oleh Kompas Cyber Media
Pegagan atau nama keren-nya Centella asiatica itu tumbuhan liar yang ada di dataran rendah, sampai sekitar 2.500 m di atas permukaan air laut. Secara empiris, biasa digunakan sebagai tonik, anti infeksi, anti rematik, penenang, mempercepat penyembuhan luka dan diuretik. Berbagai penelitian telah dilakukan guna mendukung manfaat empirisnya.

Misalnya, penelitian yang merujuk pegagan sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, atau untuk meningkatkan daya ingat (susunan saraf pusat), eksem (luka terbuka), dan hepatitis. Hal itu berkaitan dengan kandungan senyawa yang dimiliki pegagan, yaitu asiaticiside, thankuniside, medecassoside, brahmoside, brahminoside, madastic acid, vitamin B1, B2, dan B6.

Penduduk asli India dan Malaysia konon suka menanam dan menyimpan pegagan dalam bentuk ready stock, agar siap digunakan sewaktu-waktu. Oleh warga dua bangsa itu pegagan lazim disimpan dalam bentuk kering untuk mengobati beragam penyakit. Terkadang mereka juga membuat jus daun segar, yang diminum untuk menghilangkan pusing ringan.

Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam penelitian pada 1988 membuktikan, estrak air pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran napas. Sementara Herbert D. dan kawan-kawan dari Tuberculosis Research Center di India mencoba efek pegagan pada bakteri tuberkulosis H37Rv secara in vitro. Hasilnya, pegagan tidak langsung berefek pada bakteri tuberkulosis. Namun, Herbert menyarankan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa aktif asiaticoside.

Feeling Herbert terbukti benar. Berdasarkan penelitian lanjutan, senyawa aktif pegagan itu ternyata dapat melawan Mycobakterium tuberculosis dan Bacillus leprae (Oliver-Bever, 1986). Penelitian berikutnya yang dilakukan Walter H. Lewis juga menyatakan, pegagan termasuk kelompok tanaman yang menghasilkan zat seperti antibiotika dan asiaticoside.

Keampuhan pegagan juga telah diuji coba oleh Boeteau P. dan kawan-kawan, yang menginokulasi binatang percobaan marmut dengan bakteri basilus tuberkulosis selama 15 hari. Injeksi 0,5 ml 4% asiaticoside yang diberikan pada marmut, terbukti dapat mengurangi jumlah lesi tuberkular di paru-paru, hati, dan limpa. Senyawa asiaticoside membuat pegagan tak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosis, tapi juga berpotensi sebagai imunomodulator – peningkat daya tahan tubuh__

Secara empiris, pemanfaatan pegagan untuk membasmi tuberkulosis paru-paru dapat dilakukan dengan berpedoman pada resep berikut. Cuci 30 – 60 g pegagan segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dan diminum 3 kali sehari. Untuk TB kulit, lumatkan pegagan, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit. Kajian etnobotani di Bogor.

Centella Asiatica atau Pegagan atau Antanan dengan nama latin  adalah tumbuhan liar yang terkenal kaya akan manfaat obat herba. sebagai prioritas cobalah pegagan ini di konsumsikan tuk anak hasilnya sangat menggembirakan.......
________
kaimuddin mck, catatan ini buku rujukan utama karya : Prof Dr Hembing dan tambah sumber- lainya petik artikel "kompas"~Gingko Biloba itu bahan dasarnya adalah Pegagan baik tu' suplemen otak (U/ kecerdasan)

You Might Also Like

1 comments

  1. terimakasih infonya gan, kalau boleh tau, saya bisa mencarinya dimana tanaman ini?

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images