Launching Buku Pendidikan Budaya Bugis Makassar

Rabu, Desember 28, 2011

Buku Pendidikan Kearifan : merupakan suplemen pembelajaran dari hasil perekaman informasi, penelitian, observasi ke-pelestraian lalu persandingan berdasarkan asas kurikulum pembelajaran, dapat dikatakan bahwa peta ilmu kearifan yang bersifat lokal adalah hal yang tak pernah selesai secara maksimal, keadaan penciptaan awal nilai dan hukum demikian kompleks perihal tradisi itu,  sehingga sesuatu yang apa adanya ini harus terbit dan (seolah) menjadi pelengkap kebutuhan atas sub pelajaran Muatan Lokal dan Pendidikan Seni Budaya di Kab Maros, Sulawesi Selatan. Meskipun tak dipungkiri memang buku ada edisi revisi.

Lounching Buku Pendidikan Kearifan lokal hasil penelitian di 14 kecamatan di Kab Maros, dengan Sub mengurai kearifan lokal pappaseng/pappasang atau amanah masyarakat lampau Bugis Makassar, kemudian bab tentang Musik tradisi, ritual dan terakhir bab Pau-pau ri kadong semakna dengan cerita rakyat. Simak, semoga memberi manfaat.















Launching Buku Pendidikan Kearifan Budaya

Pengantar serba-serbi pra lounching buku pendidikan kearifan lokal, terpikir menghadirkan beberapa pembuat kue tradisional dengan kelolah langsung di area lokasi acara,  sebagai menu ringan buat undangan misalnya : penjual / tukang bikin buroncong, Putu ambon, kaddo boddong, dan putu cangkiri, sedang menu untuk minum selain pilihan kopi susu, adalah sarabba, atau bajigur. Terpikir pula tampilkan salah satu, paket  apresiasi ringan dengan seseorang melakonkan pau-pau rikadong, saat acara santai launching buku ini.

Launching buku, "Kearifan Budaya Lokal", dengan uraian penjelasan judul segment membangun moralitas bangsa sekaitan dengan kebijakan Pendidikan di Sulawesi-Selatan, atas studi kasus di Kabupaten Maros. Mengantarai kearifan lokal yang sepenuhnya di paparkan dalam buku ini, menguatkan keberanian terhadap peristiwa kearifan lampau harus di petakan dan terbaca oleh masyarakat /generasi selanjutnya.

Buku pendidikan kearifan merupakan  kristal pahaman yang tuturkan secara turun-temurung dari nenek moyang Bugis Makassar jauh sebelum agama Islam menjadi pemahaman di SulSel. Sebab sadar secara fitrah bahwa harus ada yang mengatur kehidupan dan rumusannya berasal dari kejernihan berfikir.

Sinyalemen pentingnya ilmu dalam keselarasan kebenar kami suntingkan Pappasang dari Karaeng Pattingalloang. “NIKANAYA KATOJENGANG SANGRAPANGI BULO SIPAPPA, NIONJOKI POKO’NA AMMUMBAI CAPPA’NA, NIONJOKI CAPPA’NA GIOKI POKO’NA”. (terj ; Suatu kebenaran ibarat satu batang bambu, bila diinjak pangkalnya muncul pucuknya, demikian halnya bila di injak pucuknya akan muncul pangkalnya).Baca Link terkait terbitkan buku Subhanallah, memang bukan rahasia.


Proses internalisasi belajar kearifan dan karakter budaya ke dalam institusi pendidikan, substansial perlawanan di tengah rumit dan kompleksnya persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ilmu kearifan sebagai alternatif kekinian diberi ruang  perlu dimaknai sebagai cara Tuhan untuk meningkatkan derajat dan kualitas hidup bangsa.

Kelengkapan jejak penelitian dan observasi, pula hasil konfirmasi person dan dari tokoh budaya. Pelaksanaan Launching Buku Pendidikan Kearifan dihadiri tokoh sejarah dan budaya, serta penikmat elong dan sastra Bugis-Makassar, di halaman warkop Dg. Te'ne Maros. Ketatapan kalangan hadir, yah kecuali yang telah pergi meninggalkan kita tomatoata malebbiE, (Orang tua suri kearifan), kami kirim doa buat mereka atas keselamatannya, Amin.... Tersebut dalam buku ini, data paparan mereka menjadi bagian dari referensi. sebut saja : Bapak Abdul Kadir Parewe, juga Andi Radja Karaeng Nai'.

Kerja revitalisasi kearifan lokal diharapkan ada yang kelak turut mengambil bagian dari melengkapi buku ini mungkin juga dengan paparan budaya merilies ide-ide kreatif namun efektif, sebagai bangunan wacana budaya menambahkan peta tersebaran kearifan lampau yang tak pernah lengkap digali.

"Reso tetti puse'| kerja dengan etos Penelitian ke penerbitkan buku, gampang-gampang susah, terjadi atraktif  bolak-balik dari kampung satu ke-kampung lain, tanya situ dan sini dari 14 kecamatan di kab Maros,  adalah proses menerjang badai,  begadang,  menyusun, memilah, memilih kata, mengetik/ nge-lapetop 1000 jam, dll. Akhirnya, bersama waktu mari pelan-pelan kita hamil bersama, dan melahirkan beberapa buku berikutnya_
______
Sang Baco|28`1211: Tulis-tulis saja, genting Pra lounching Buku "Kearifan budaya Lokal" penulis : Kaimuddin Mbck terima kasih atas kunjungannya. wassalam.














Seni Budaya Lokal Maros
Launching Buku Pendidikan Kearifan Budaya Lokal Kab Maros, yang ke-2 (dua), edukasi menuju keseragaman “Pendidikan Seni Budaya Lokal”. Catatan Program  "Dinas Budaya dan Pariwisata Kab.Maros". Penghujung tahun bulan Desember 2009. Sejumlah undangan dan peserta “Lounching Buku Pend. Seni Budaya Lokal”, 0leh supervisi Kaimuddin, Mbck. sebagai penulis buku tersebut, tengah berkutat memaparkan hasil rumusan buku yang kemudian diberi judul “Pendidikan Seni Budaya Lokal “ dengan Penerbit Lontara Jakarta, Karya atau hasil penelusuran ini merupakan sebuah bentuk akuisisi aspek Budaya Lokal Maros, 

Akselerasi ini,  sebab disadari bersama (dalam pantauan) minimnya kemampuan kurikulum untuk menyerap total instrumen kebudayaan yang sangat beragam sebagai contoh; sangat sulit menemukan kebudayaan Bugis Makassar, dalam kurikulum KTSP (kemarin) dan K13  (kini), yang beredar sekarang. 

Dalam penguatan ungkap supervisi, “untuk memverifikasi semua temuan penelitian, dilakukan konfirmasi kepada dinas Pariwisata setempat, juga trianggulasi temuan kepada pakar bahasa, ahli lontara' dan budayawan Bugis Makassar di Kab. Maros. Kesadaran baru suplemen pembelajaran seni Budaya lokal ini, hendaknya disertai dengan tindakan nyata secara global, sebagai sosialisasi penumbuhan nilai-nilai kearifan lokal tersebut,  diharapkan menguat dari sekolah-sekolah.

sebab disadari bersama budaya lokal kita tetapberproses dalam evolusi panjang ini, ia mulai jatuh bangun dalam wilayah kulturalnya, budaya-budaya lokal yang tumbuh dalam etnik tertentu beresiko tergerus arus globalisasi sebagai dampak dari kemajuan Dalam kesempatan ini kami mengajak kepada seluruh rekan-rekan sebangsa dan setanah air untuk mendukung proses pendataan kekayaan budaya Indonesia. Jika teman-teman memiliki koleksi gambar, artefak, lagu atau video tentang budaya Indonesia, mohon didaftarkan ke Dinas Budaya dan Pariwisata Kab.Maros. Dalam Program Kerja Dinas Budaya dan Pariwisata, selain melakukan pendataan, penelitian juga melaksanakan proyek memetika Indonesia, ekspedisi, majalah(dalam penggarapan), perlindungan dan pelestarian budaya, sebagai bentuk aplikasi tanggung jawab lembaga. 

Penerbitan buku ini memberikan sebuah kesempatan baru bagi kehidupan kearifan budaya lokal sebagai sebuah tingkat kepedulian pembelajaran dalam ketetapan bersandar pada keragaman budaya dan pada produk tradisional Indonesia.
Tulis : Drs. Ilham Syah Azikin,M,Si_Maros.


 Revitalisasi sejarah budaya "Buku Ekstraksi Laut"
(Perekatan Bugis Makassar Terhadap Bangsa-Bangsa) 
Berhitung ke Penelusuran Dan Revitalisasi  Budaya Sulawesi Selatan di Nusantara  sebab : undangan  "Kegiatan Temu BOROBUDUR WRITERS AND CULTURAL (2) tanggal 1 desember 2012 dengan tema “Musyawarah Agung Penulis Cerita Sejarah Nusantara”. Atraktif tambahan referensi ke-launching buku, menandai _1, gambar relief perahu layar, pada salah satu relif di Candi Borobudur dalam "semangat bahari Bugis Makassar"_2.Motif dan Jera atas kelompok pasukan ke 10 (salah satunya kelompok Bugis)di Kesultanan surakarta, dan _3 Mepetakan Sebab Kekuatan Etnik Bugis Makassar di daerah rantau pada Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Timur. ( InsyaAllah.., spirit dari wawan Mattaliu, kak Ramli At, A. Muh. Irfan AB, Dll).

Berhitung Kearifan Lokal ke Pembelajaran, maka Tradisi adalah rumah kita sesungguhnya, rumah yang tak muncul hanya karena kita menyembunyikannya di balik berbagai rumah kaca, padahal tradisi adalah rumah susun dari kristal kearifan, menantang kita mengasahnya.

Kebudayaan nasional tidak dapat dipandang sebagai rumah kebudayaan tunggal yang mengingkari keanekaragaman, tetapi justru sebaiknya dipahami sebagai sebaran dari sekian banyak rumah budaya kecil yang kemudian membentuk sinerji sosial dan mempunyai pengaruh besar terhadap proses-proses penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Keanekaragaman juga termasuk di dalamnya bahasa dan aksara yang dipakai dalam naskah dan kehidupan jati diri, termasuk juga bentuk dan isi, sesungguhnya dapat menetralisir pengaruh asing yang masuk ke dalamnya, maka muatan kearifan budaya lokal dalam pembelajaran dianggap prioritas adanya.

Tak dipungkiri pentingnya mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif, di era gegap gempita kini sungguh diperlukan dalam proses pembaharuan ke pembangunan bangsa. atau dalam menanggapi keadaan sistim yang carut marut di Indonesia kini mengajak pulang berkaca pada....sunting dari catatan pinggir >  Kearifan Lokal ke Pembelajaran, koran tempo "Kearifan Budaya Lokal Masih Terabaikan"

*Sirtjo Koolhof, peneliti Sureq Galigo "sastra lisan Bugis Makassar, terdapat Pemakaian bahasa literer yang khusus, metrum, penggunaan sejumlah rumus komposisi, sistem formulaik dan paralelisme. terdapat unsur-unsur yang ada dalam kecerdasan linguistik yang menunjukkan adanya sejenis kecerdasan linguistik yang memungkinkan terbentuknya sebuah komposisi sastra yang epik. kaidah sastra budaya lokal

Sementara itu, Kaimuddin Mabbaco, mengatakan ia membutuhkan waktu enam tahun untuk merevitalisasi berbagai tradisi ritual dan pappaseng terkhusus kearifan budaya di Kab Maros, sebelum menerbitkan buku tersebut. Ia Lembaga Pengkajian Strategi Salewangan Maros (LEPASS) memberi banyak bantuan dalam penerbitan buku ini, sebuah upaya kemudian menguatkann banyak pesan-pesan kearifan budaya lokal yang nyaris punah, pula karena perkembangan informasi modern. Tulis By Ansar Monang: (sehari sebelum .....Pendidikan : launching Buku "Kearifan budaya Lokal".

Timbangan lain bahwa, "seni termasuk hal yang paling sanggup menyuarakan pengalaman itu dengan lebih langsung, menyeluruh dan lengkap. sebab segala bidang dapat di ekspresi melalui seni, apa pun bentuk dan gayanya dalah aksi totalitas dan sekaitan dengan kehidupan, budayapun menemukan pada seni alat ekspresinya yang paling tepat dan utuh. karena itu tidaklah jauh dari kebenaran, hingga muncul identifikasi budaya dan seni dalam salah satu kurikulum pembelajaran di sekolah menengah atas 2012.

*Fenomena anak usia sekolah yang senang dengan budaya asing >pengidolaan pada tokoh dalam film (shin chank, dora emon, naruto superman dll), Tanpa sadar meluaskan aneka tontonan dan tayangan yang mencerminkan budaya orang lain, sungguh memiskinkan pengetahuan kearifan jati diri atas perkembangan siswa didik. semoga pembelajaran seni budaya dapat menjadikan kewaspadaan untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal agar menjadi bagian integratif dalam pemelajaran me-lokalitas di sekolah, serta menerima dukungan yang baik dari pemerintah.

Sebuah kaidah endapan, bahwa "ia para seniman termasuk pelukis, pematung, dan pemusik, tidak pernah mampu menyampaikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan menggunakan kata-kata. (sebab) Sebaliknya bagi mereka kata-kata adalah sesuatu yang hanya sifatnya reduktif, karena menyempitkan makna di dalam rumusan yang tidak dinamis ?,."kukira hal ini adalah pembahasan dalam ruang yang lain, mungkin dengan kata (baginya) merupakan sebuah rumusan apresiasi yang tidak dinamis". Katanya, dengan senyum.
~~~~~~~

STUDI BUKU Selasa juni.28.2011
KEARIFAN ATRAKTIF BUGIS MAKASSAR
Kearifan lokal catatan crew Maros Budaya Pappaseng· 30 November 2011_ ulasan mengenalkan kearifan budaya lokal nan merupakan energi potensial, awal dari sistim pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup di atas aturan hukum adat dan nilai-nilai yang membawa kelangsungan peradaban yang menjunjung tinggi (istilah) "siri", sibgah warisan dalam sejarah budaya masyarakat lampau Bugis Makassar, Kesadaran yang lahir dari pemikiran dan keteladanan, ini merupaka konsep yang sebagiannya tertulis dan sebagianya terlihat dalam sikap baik dalam hidup, resapan nilai yang merubah perlahan-lahan kehidupan kacau di zaman lampau istilah "sianre bale".

Nilai diharapkan tumbuh secara alami me-titah yang dititipkan leluhuhur, pada teks kitab "lontara attoriolong", yang di dalamnya tersimpan salah satu nilai khas di junjung yaitu siri na pacce. Kearifan, pesan lampau terus disuarakan dalam gantungan pesan di ruang kelas sekolah, sebagai muatan pembelajaran  dan kelengkapan nilai masa lalu itu masih di telusur jejaknya pada penelitian, observasi bahkan literasi budaya dari paparan  orang tua bijak |tokoh masyarakat budaya._*Atraktif Bugis Makassar | Kearifan Budaya Lokal.


Esensi kearifan bahasa ibu

Hal pokok mengantarai transformasi kearifan sesuai dengan bahasa riwayatnya yaitu Bugis makassar. Kepahaman bahasa ibu berarti kemudahan mengakses nilai tersebut, misal mendengarkan cerita rakyat di istilah kamus budaya di sebut pau pau ri kadong, termasuk menghidupkan bahasa daerah dalam nuansa komunikasi hari-hari. Tanpa bahasa ibu mengantarkanmu gelisah ketika pengejawantahan sipakatau na sipakalebbi (saling menghargai) terkadang hanya merupa coretan tangan yang tampak terpaksa /aku sendiri memaksanya terlihat indah,  kita tidak punya pagar betis budaya yang sakral sebagaimana yang dicipta negara Jepang dalam kearifan mereka. (di catatan majalah intisari "dengan penguatan kearifan budaya lokal jepang, orang barat selaku turis seakan tak punya tempat dalam wilayah mereka, terjelaskan tentang (baca: "merasa") memiliki  pagar budaya mereka yang kokoh, dan seolah sebab kearifan mereka orang lain /di luar komunitas mereka seolah bukan apa-apa bahkan mereka meliriknya seperti sampah. 

Syarat Lokasi Rantau | Massompe
Lontara Wanua Ri Somperi

Sebab Bugis Makassar relevan dengan semangat bahari, merekapun merantau / massompe, pelakunya disebut passompe, kecakapan sebagai perantau inilah tak lepas dari pembelajaran dari kitab berjudul "wanua ri somperi" memuat syarat /kriteria sebab sebuah tempat dikunjugi apakah untuk sekedar menetap sementara atau tinggal hingga hidup berkembang biak di tempat tersebut.

Tempat hidup bagi Bugis Makassar merumuskan satu contoh pappaseng "Matinro ri toppo galung" Pandangan Kearifan Lokal berikut sinyalemennya seperti berikut ini.


Di kisahkan di dalam lontara (catatan lampau Bugis Makassar diatas daun Tal), ketika seorang hendak mengembara untuk bersikeras mencari kehidupan di tempat lain (dapat juga bertujuan mengembangkan keturunan) maka terlahirlah amanat atau pappaseng yang disampaikan oleh ayahanda sang pangeran, sekaitan dengan kriteria tanah/ tempat yang baik dgn istilah " anennungeng risompereng " pemikiran baik dalam jiwa bagi pencari atau perantau, sungguh teks dengan uraian yang indah jika di pahami dengan trans langsung sebagai mengerti bahasa ibu sebab juga sarat akan makna. 

Dalam teks matinro ritoppo galung, berkononotasi sebagai tempat yang baik, uraian berikut : tempat tersebut mempunyai pedataran yang luas, dengan tersedianya wanua pulise babuwa, atau terdapatnya tempat yang dapat dijadikan areal persawahan untuk ketersediaan pangan yang dapat di jadikan lumbung padi, keinginan ini erat kaitannya dengan pelaksanaan tradisi maddengka ase lolo atau menumbuk padi, kiprah si perantau tersebut melaksanakan kegiatan budayanya di luar Sulawesi Selatan. Tradisi maddengka ase lolo / menumbuk pade pengertian pesta panen  pertanda ":adanya kehidupan"sebuah pesta ungkapan kesyukuran kepada Tuhan / Allah swt atas limpahan hasil sawah. Menumbuk padi adalah tradisi dengan menggunakan cara denotasi musik lesung atau atraktif  menumbuk padi dengan irama tertentu. (referensi teks syarat massompe oleh  Ibrahim Lamba dg Tata   by : Maros Budaya Pappaseng)

Kearifan lokal dalam motifasi hidup Bugis Makassar sederhananya sebab menghargai hidup dan kehidupan itu, cinta nilai keteladan, dan hal ini dapat kita lihat betapa keras mereka memaknai persoalan SIRI na PACCE hingga sebesar apapun rintangan dan tantangan di samudera, mereka tetap mengarunginya dengan semboyan KUCAMPA'NA SOMBALAKKU NA KUGUNCIRI GULLIKKU KU ALLENA TALLANG NA TOALIA. @post :Mardianto.
~~~

Kearifan Implementasi sederhana|selamat
Kisah dari Pulau Raja Balang Caddi_26 November 2010
~Dunia yang sibuk dengan berbagai hiruk pikuknya, sebuah ruang lengang, yang mengajak kita untuk keluar sejenak dari rutinitas dunia. tempat itu bernama pulau balang caddi, konon penghuni pertama pulau tersebut terkenal sebagai raja1 Balang Caddi yang terkubur di dekat pemakaman raja-raja Tallo. 

Penamaan balang caddi sebagai sara' (prasangka baik) bermaksud terhindar atau tersamarkan dari pandangan para bajak laut pawella (perampok), kata balang caddi (konotasi>tempat genangan lumpur yang kecil) sebagai ampe-ampe deceng (harapan) untuk hidup sederhana demi keselamatan dan lindungan......(catatan sementara_Sangbaco _28`0611 crew budaya pappaseng
Bugis Makassar dalam Atraktif Kearifan Lokal.
~~~~












REVITALISASI BUDAYA MAROS KE KURIKULUM _
KAMIS, JUNI 30, 2011.

Buku "Kearifan Budaya Lokal", ulasan lacak jejak budaya di Kab Maros, atraktif menata semisal kesadaran pada observasi alam sejarah sistemik Bugis Makassar di 14 kecamatan, dengan tawaran cetusan buku program pembelajaran Seni Budaya  se-tingkat sma di Maros, sebab disadari bersama bahwa minimnya kemampuan kurikulum yang tertebar di nusantara  untuk menyerap total instrumen kebudayaan lokal masing-masing daerah, sebagai contoh; sangat sulit menemukan kebudayaan Bugis Makassar, dalam kurikulum KTSP yang beredar sekarang, Kausalitas tersebut, mengatraktifkan penelusuran, perangkuman dan analisis data, secara serentak dan bolak-balik atau sesuai dengan prinsip lingkaran hermenutika (hermeneutic circle), hingga keverifikasi semua temuan penelitian, dengan trianggulasi temuan kepada pakar bahasa, ahli lontara' dan budayawan Bugis Makassar, mengemaskan sebuah buku "Kearifan Budaya Lokal", tulis Kaimuddin Mabbaco. 

Buku Kearifan lokal ini merupakan tawaran pertama di Kab Maros Sulawesi Selatan, sebagai Kurikulum Belajar Seni Budaya Lokal, 

Revitalisasi Budaya Maros ke Kurikulum Pembelajaran
" Baik buku ini jadi rujukan, "dan si penulis memungkinkan di mummi kelak atas kematiannya " persepsi sejarawan Maros A. Fachri Makkasau. Dalam bedah buku kearifan budaya lokal maros

Garap buku pendidikan ini, sebagai langkah awal ini tentu saja terdapat banyak kekurangan dalam ke aneka ragam tradisi di sulawesi selatan ini dengan sumber khususnya kab maros, ya sebuah daerah dengan lintas masa lalu menjadi tempat pertemuan 2 kerajaan besar Gowa dan Bone_sebab nilai kearifan lokal yang sangat luas semoga upaya ini menjadi sesuatu....

Penuh sikap santun kami mengirimkan doa keselamatan buat ayahanda kami H. Abdul Kadir Parewe (almarhum) , yang banyak membantu sebelumnya dalam banyak sumber/ referensi, beliau  "penerima piala Grammy award selebes 2006, sebagai Budayawan di sulawesi selatan, beliau sungguh melengkapi kami  banyak hal

menyunting kalimat dari catatan buku sebuah Kaidah tampak menegas di halam depan mengesan : "kebertahanan hidup masyarakat lampau Bugis-Makassar, tidak ditentukan oleh ruang tertentu, tetapi pemertahanan nilai-nilai kearifan budaya yang ada dalam Pappaseng/Pappasang itulah yang selalu dipedomani agar tetap hidup di dalam ruang itu". by :kaimuddin mbck

Revitalisasi Kearifan
Budaya Atas  Pola perilaku Buruk
Menawarkan 3 bab beserta pasal-pasal atau anak bab, dengan formula pertama Pappaseng dengan bahasan panjang makna tekstual dan kontekstual, sedang pasal setelahnya adalah refitalisai ritual dan seni tradisi di 14 kecamatan di Kab Maros, dan di tuntaskan dengan paupau ri kadong atau cerita rakyat juga dengan penelitian di 14 kecamatan _  Gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam menanggapi perkembangan zaman,  merupakan konsekuensi sepanjang hidup bagi kemanusiaan.(penyebab perubahan telah terbahas sebelumnya), dan dapat di tegaskan bahwa dasar fitrah tiap orang pada hakikatnya selalu ingin mengadakan perubahan, termasuk karena rasa bosan sebagaiman dikatakan Hirscman " bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan".

Perlawanan Budaya 
Atas Zaman Kontemporer
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, juga karena sebuah peperangan. 

Tetapi gejolak perubahan sekaitan dengan Pengetahuan kearifan lokal dengan melihat perkembangan revitalisasi kearifan budaya, menguat nilai-nilai ideal yang dilontarkan dalam makna Pappaseng/Pappasang diskursuskan dan terharapkan menjadi keteladan pewarisan dalam mengimbangi perilaku kedurjanaan dari sebuah kultur asing yang negatif, sebab keduanya tampil bersamaan terpampang dalam realitas waktu kehidupan, sehingga nilai-nilai ideal sebab Revitalisasi Budaya ke Kurikulum lebih dominan mempengaruhi generasi kita, maka perlawanan radikal terhadap perilaku durjana pun bakal terjadi dalam keberadaan individu-individu yang memperjuangkan nilai-nilai kearifan tersebut.

Budaya Sastra Pappaseng
Nilai spirit bertahan menerima rintangan dalan sastra daerah pappaseng *naia riasengage’ to warani maperengnge’ nare’kko moloi roppo-roppo ri laommu, rewe’ko paimeng sappa laleng molai…”. Artinya : Yang disebut orang berani ialah yang kuat dan unggul bertahan, jikalau engkau menghadapi rintangan berat yang engkau tak dapat lalui atau atasi, kembalilah memikirkan jalan atau cara untuk mengatasinya.

Bab Akhir dan Kesimpulan : Revitalisasi Kearifan Lokal ke Pembelajaran, bahwa, "Tradisi adalah rumah kita sesungguhnya, rumah yang tak muncul hanya karena kita menyembunyikannya di balik berbagai rumah kaca, padahal tradisi adalah rumah susun dari kristal kearifan, menantang kita mengasahnya"._ Penulis ; Kaimuddin Mbck Maros (Guru di SMA Pergis Maros, SMA 6 Bontoa Maros, SMK Kebangsaan Maros dan SMA 5 Tanralili Maros)
_______
Sangbaco.web.id 
Dalam segmen ; Lacak jejak budaya, Penelitian dan Observasi langsung, ke-Revitalisasi sejarah Budaya Bugis Makassar, Maros, Sulawesi Selatan, ke Pembuatan buku Kurikulum Pembelajaran Seni Budaya Muatan Kearifan Budaya dan Sejarah.

You Might Also Like

5 comments

  1. Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Maros mengucapkan selamat atas Launching Buku "KEARIFAN BUDAYA LOKAL" semoga kehadiran buku ini bisa membantu para generasi muda untuk bisa lebih mengenal Kearifan Budaya kita dan juga Tetap mempertahankan budaya-budaya yang ada di daerah kita...
    "Lele Bulu' Tellele Abiasang,Naikia Lelemua Abiasangengnge,Abiasang toopa Palelei"(Gunung dapat berpindah,tapi kebiasaan tidak dapat berpindah,namun kebiasaan dapat berpindah jika kebiasaan pula yang memindahkannya).

    BalasHapus
  2. saluutt buat PMII, ( mari bersama mengaktualisasi kearifan dalam sikap dan pemikiran, wassalam

    BalasHapus
  3. bang, pinjam bukunya buat resensi yah..

    BalasHapus
  4. bukan pinjam kalo kita, "ambil miki ..."

    BalasHapus
  5. Ditunggu buku kearifan lokal selanjutnya

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images