Musik dan tari tradisional "Mappadendang", Sul-Sel (musik Lesung)
Sabtu, Maret 03, 2012Tradisi turun-temurung ini, merupakan salah satu seni pertunjukan masa lalu yang populer di Dusun Allu, Desa Minasa Baji, kecamatan Bantimurung Kab Maros Sulawesi Selatan. digelar atau Dipertunjukkan pada waktu tertentu, usai padi dipetik dengan cara diketam (sebuah alat pemetik khusus dengan sifat memotong, secara jamak di sebut “ani-ani”). Kegiatan ini di sebut dalam istilah budaya "pesta akbar panen Raya"
Irama mappadendang sebagai musik lesung merupakan istilah yang berasal dari luapan perasaan bahagia/ bersenang-senang, sebab hasil melimpah maka diadakanlah acara syukuran demikian sebagai ungkapan doa keselamatan dan terima kasih pada Tuhan.
Sedang perangkat utama
dalam tradisi ini adalah lesung, adalah sebuah wadah yang berbentuk cekung sebagai
tempat menempa atau untuk menumbuk padi. dan alat penumbuk yang di sebut antan. lihat gambar berikut.
Lesung
sendiri sebenarnya, merupakan batang
kayu besar yang dibuang bagian dalamnya. Adapun gabah yang akan diolah
ditaruh di dalam lubang tersebut, kemudian padi atau gabah lalu ditumbuk dengan
alu, semacam tongkat tebal yang juga dari kayu, penumbukan berulang-ulang
sampai beras terpisah dari sekam.
Setelah zaman kian maju, membersihkan padi dengan lesung ditinggalkan, karena di nilai kurang dapat memperoleh hasil yang banyak. Kini lesung tetap di lestarikan sebagai aplikasi kesenian tradisional. Prosesi tradisi ini bertujuan untuk Maddengka ase lolo/ menumbuk padi yang baru di ketam, adapun jumlah para pelaku, (disaat meliput peristiwa ini) kebetulan berjumlah 12 orang, tapi sumber : Ibrahim Lamba mengatakan, “ jumlahnya bisa lebih, tergantung panjangnya assung”.
Setelah zaman kian maju, membersihkan padi dengan lesung ditinggalkan, karena di nilai kurang dapat memperoleh hasil yang banyak. Kini lesung tetap di lestarikan sebagai aplikasi kesenian tradisional. Prosesi tradisi ini bertujuan untuk Maddengka ase lolo/ menumbuk padi yang baru di ketam, adapun jumlah para pelaku, (disaat meliput peristiwa ini) kebetulan berjumlah 12 orang, tapi sumber : Ibrahim Lamba mengatakan, “ jumlahnya bisa lebih, tergantung panjangnya assung”.
Pelaku
tradisi Mappadendang seorang laki dan perempuan, tetapi keunikan tradisi
mappadendang dari dusun Allu ini, karena diiringi dengan tari Pattapi (tarian yang menggunakan
property penampi (semacam nampang lebar yang di rajut dari rotan), dengan
pelaku semuanya perempuan berjumlah empat orang.
*Kaimuddin Mabbaco, "Kearifan Budaya Lokal", PT. Pustaka Indonesia Press Jakarta_Sumber dari sangbaco.web.id.*buat teman sahabat Blogger yang tampilkanlah sumbernya ya...bagian dari etika penulisan.
Incoming Search
Keberadaan penari Pattapi ini menunjukkan urutan urutan
proses mengerjakan padi menjadi beras. Gerakan penari Pattapi mengikuti hentakan ritme
yang diatur temponya oleh Pappadekko
, namun hentakan ketukan yang dilakukan pappadekko tidak mengenai padi , hanya
lesung, karenanya irama yang dihasilkan pengatur tempo ini terasa khas. Proses
awal sebelum tradisi ini dimulai dilakukan pembacaan doa oleh panrita / tokoh
agama dengan tujuan menyampaikan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan panen.
_____
*Kaimuddin Mabbaco, "Kearifan Budaya Lokal", PT. Pustaka Indonesia Press Jakarta_Sumber dari sangbaco.web.id.*buat teman sahabat Blogger yang tampilkanlah sumbernya ya...bagian dari etika penulisan.
Incoming Search
Wisata Alam Bantimurung Lirik Unesco
TOAKALA ( sang Legenda Bantimurung ) : script naskah dan tinjauan pustaka,
Bantimurung Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan,
fosil padi ke nasi kuning untuk presiden SBY di Cikeas,
manfaat musim hujan dan kemarau : dialog tokoh dan kesejarahan
Oleh oleh MakaSsar : seri cerpenkoran tempo "Kearifan Budaya Lokal Masih Terabaikan"
Musik dan tari tradisional
Bantimurung Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan,
fosil padi ke nasi kuning untuk presiden SBY di Cikeas,
manfaat musim hujan dan kemarau : dialog tokoh dan kesejarahan
Oleh oleh MakaSsar : seri cerpenkoran tempo "Kearifan Budaya Lokal Masih Terabaikan"
Musik dan tari tradisional
0 comments