Saat-saat Gila terasa Indah
Jumat, Juni 05, 2020
Saat-saat gila terasa indah,maka sastra juga puisi dan segala pengertian lain tak berlaku_Keindahan tak hanya karena merasa senang, nikmat, sejuk, bahagia. Tapi indahpun terjadi sebab merasa takjub, terpesona, liar, hingga merasa sinting bahkan gila. Sungguh tak ingin mengoreksi item ini "Saat-saat Gila terasa Indah", Kaidah dari judul ini,ketahuan setelah anda pergi ke sekolah cinta untuk belajar fakta ilmiah mengapa kegilaan itu terasa indah, terlebih jika bahas sebab jatuh cinta ?, Terasa demikian memabukkan. Simak saja, minimal tidak gila betulan, untuk mampu menerima pendapat berikut.
Definisi gila adalah melakukan sesuatu yang berulang-ulang namun menghasilkan hasil yang berbeda. ~ Albert Einstein
Karena keindahan menyebabkan gila, baiklah aku akan memulai kata demi kata yang penuh kegilaan ini, harapan penulis anda jangan ikut gila karena beberapa jutaan kata gila berikut ini
Definisi gila adalah melakukan sesuatu yang berulang-ulang namun menghasilkan hasil yang berbeda. ~ Albert Einstein
Karena keindahan menyebabkan gila, baiklah aku akan memulai kata demi kata yang penuh kegilaan ini, harapan penulis anda jangan ikut gila karena beberapa jutaan kata gila berikut ini
Pesan Kegilaan yang Indah
* Uraian dari menganalisa kehidupan orang gila secara detail membuatmu mampu bersyukur bahwa kau tidak gila__ *ketika normal dan hukum tetap tak bisa ditegakkan, maka gila-menggila mungkin solusi.*Saya menulis puisi agar tak ikut jadi gila,
( ketika dunia dengan keadaan yang carut-marut” dan sulit faktakan perihal tersebut jadi berita, maka puisi sebuah jalur tercetusnya kritikan juga nasehat tanpa merasa terhukum, sebab puisi "kata ber simbolik, yang jika kau menggugatnya atau hendak menghukumnya maka kau mesti bersimbolik pula, atau mungkin kau hanya melawannya dengan polemik)
*Menjaga untuk berbuat baik terus-menerus hingga mati, adalah kegilaan kemustahilan, sebab manusia taqdirnya membuat salah agar hukum dapat tercipta, kebaikan akan berkembang
*Kalimat Gila, "dalam hidup aku pasti akan melakukan banyak hal, dengan semangat tampa henti" merupaka ungkapan kesombongan, karena manusia tersertakan dengan rasa malas, sakit, ingin santai dan juga akan tidur panjang sebagai kemestian.
*Gila karena mencintai merupakan kewajaran yang harus diterima
( sebab gila itu puncak keindahan yang me tiadakan "aku". aku adalah diri yang fana akan punah maka cintalah yang meniadakan segala egoisme bahkan menyempurnakan diri dalam kegilaan penghambaan pada yang maha indah, (by : muslim "Dialah Allah SWT, yang maha indah dan berkehenda)
*Orang gila menciumi tanah, berpakaian compang-camping, tak mengenali siapapun, mengais makanan di tong sampah, tak punya tujuan hidup. (merupakan kehidupan normal bagi orang gila itu sendiri)
*Lihat banyak orang botak, kaupun ikut gila botak-in kepala.
~~~
Kapan.... ?
kegilaan itu membahagiakan ,
ketika kesadaran ada,
bahwa : kita tidak gila
~~~~~~
*Jangan sampai kita mengalami kegalauan dan kerancuan bahkan mengaggap diri gila, hanya karena kita telah ”membunuh”, kepengecutan memang harus dibunuh, parasit memang harus dimatikan, Imajinasi hidup selamanya juga harus diwafatkan.
*Dunia imajinasi yang dipenuhi oleh materi-materi dan pragmatisme juga visi, seolah mengantar pada keberhasilan, adalah pikiran gila_
*Imajinasi gila itu, suatu waktu menemukan tempat baik yang disebut “jenius”, ketika sadar bahwa imajinasi itu sumur tanpa dasar, dan sesuatu harus kita timba dari sumur tersebut.
*Menderita karena gila, maka berhentilah gila, karena itu bukan akhir yang baik.
Saat Gila karena Cinta
Secara psikologi, jatuh cinta itu, menginfeksi dan mengubah suasan hati and. Demikian gilanya cinta, kadang kecerobohan-pun terasa menghangatkan hati. Anda tidak buta akan kesalahan dan kelemahannya, tapi malah terasa unik menggemaskan. Keindahan yang tak bercacat cela itulah yang membuat Anda sulit berhenti memikirkannya, ini gila bukan ?. Bahkan Anda sering berhenti melakukan hal-hal lain demi sejenak memikirkannya.
Lanjutan kegilaan : sebab cinta-kasih, kau merasa bersemangat berbahagia sekalipun hampir setiap saat didera, digangggu, dibayangi oleh memori tentang hal kecil yang pernah dia lakukan dan kalimat sederhana yang pernah dia ucapkan. Jelas ini sama sekali bukan cinta dalam artian yang sebenarnya, melainkan sebuah delusi dan kekacauan mental.
Dalam istilah teknis, hal-hal yang Anda alami di atas disebut euforia, semisal gejolak gairah dan gembira yang berlebihan yang membuat, seperti kecanduan pada pujaan hati.
Sensitif gila : Sesuatu dapat dilihat, dikerjakan, secara luas namun kita fokus hanya gunakan pandangan yang sempit tertuju satu arah tertentu sehingga tidak mempedulikan hal lain, seolah berada dalam lorong gelap panjang dengan satu cahaya menyilaukan di ujung pintu keluar; Anda jadi keras kepala, tidak berpikiran jernih, membabi buta.
Kegilaan Dalam film Sinetron Tv Indonesia : Pemeran utama sebagai kekutan cerita, sering digambarkan dengan efek tubuh yang bersinar, ada sayap malaikat, ataupun lingkaran putih di atas kepala. Dalam realita, ini berarti Anda melihat tokoh itu sebagai sosok sempurna serba putih suci indah. Lupa hal-hal yang normalnya membuat Anda kesal, berubah jadi sesuatu yang lucu menggelikan, anak-anak kita korban film demikian, solusinya netralisir kuantitas ‘zat-zat memabukkan’ yang bikin setengah gila tersebut, atau bisa jadi gila benaran. Tulis kaimuddin mbck. Maros.
Sangbaco.web.id.Mei.06.2017
"Tulis-Tulis saja"_Tapi,Keindahan sepadan dengan kegilaan,semoga ada sedikit renungan dan tidak sepenuh perspektif bahwa gila pasti negatiF
______
Keindahan Dalam Kata-kata Gila
Keindahan itu secara sederhana mereaksi senang, nikmat, sejuk, bahagia, dampaknya merasakan takjub, terpesona, liar, hingga merasa sinting atau gila. Karena keindahan menyebabkan gila, baiklah aku akan memulai kata demi kata demi kata yang penuh kegilaan ini, harapan penulis anda jangan ikut gila karena beberapa sejuta kata gila berikut ini.
Orang gila menciumi tanah, berpakaian compang-camping, mengais makanan di tong sampah, style kehidupan yang diterima hukum dalam strata masyarakat yang merdeka
*Saya menulis puisi agar tak ikut jadi gila,
( ketika dunia dengan keadaanya yang carut-marut” dan keadaan yang sulit untuk mengungkapkan perihal tersebut, maka puisi sebuah jalur tercetusnya kritikan juga nasehat tanpa merasa terhukum, sebab puisi "kata ber simbolik, yang jika kau menggugatnya atau hendak menghukumnya maka kau mesti bersimbolik juga, atau mungkin kau hanya melawannya dengan polemik)
*menjaga untuk berbuat baik terus-menerus hingga mati, adalah kegilaan kemustahilan, sebab manusia taqdirnya membuat salah agar hukum dapat tercipta, kebaikan akan berkembang
*kalimat "aku pasti banyak berbuat atau melakukan banyak hal" adalah kesombongan, karena manusia tersertakan dengan rasa malas, sakit, ingin santai dan tidur sebagai kemestian.
*Gila karena mencintai merupakan kewajaran yang harus diterima, sebab gila itu puncak keindahan yang me tiadakan "aku". aku adalah diri yang fana akan punah maka cintalah yang meniadakan segala egoisme bahkan menyempurnakan diri dalam kegilaan penghambaan pada yang maha indah, (by : muslim "Dialah Allah SWT, yang maha indah dan berkehenda).
Lupakan bahwa "aku", kalimat pembuka semacam ini yang tertulis dalam kata pengantar buku kumpulan puisi Mochtar Pabottingi. Bagi ilmuwan politik Indonesia ini, puisi adalah salah satu cara bagi setiap orang untuk melepaskan impuls-impuls estetis yang mau tidak mau harus dituangkan dalam bait-bait puisi.
"Menulis merupakan kegiatan yang bukan sekadar menuangkan gagasan dalam pikiran, tapi juga keresahan dan kemarahan atas kenyataan yang ada di hadapan penulisnya. Hal itu pula yang dilakukan Mochtar yang menjadikan puisi sebagai ungkapan kontemplatif, melepaskan diri dan menjaga jarak dengan realitas hingga mampu memandangnya dengan jernih. Maka menulis puisi menjadi mutlak baginya, hal itu dibuktikan dengan diterbitkannya kumpulan puisinya yang berjudul Dalam Rimba Bayang-bayang"_Tulisan menyalin dari : Wawancara dengan Mochtar Pabottinggi.
Dalam sejarahnya, sastra anak sebenarnya memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk watak seseorang yang berimbas pada cara berpikir hingga perilakunya dalam kehidupan dewasanya.
Jangan sampai kita mengalami kegalauan dan kerancuan terhadap diri kita sendiri hanya karena kita telah ”membunuh” sastra anak sebagai masa lalu kita. Tanpa gila, tanpa kemerdekaan karya dan Imajinasi anak-anak yang terpasung atau terbunuh adalah sebuah kematian prematur dari kemampuan fantasional, ide-ide, dan visi kita pada masa berikutnya; kematian inti dari sebuah kebudayaan terkungkung. "Penguasa beri hamba uang...jika tidak kebebasan saja, sebelum gila merajam ".Di dalam tradisi Maiyah dikenal idiom “belajar untuk berdaulat”. Saya merentangkannya ke kepanjangan dan keluasan di depan: “belajar untuk bebas menikmati keindahan hidup ”.
Kita mengalami bagaimana peradaban manusia sudah mendirikan dan menggunakan banyak alat-alat kehidupan tetapi hasilnya adalah menambah ketidakmerdekaan. Kita bikin negara, hasilnya menambah ketidakmerdekaan warganya. Kita sudah merekrut agama, produknya adalah menambah ketidakmerdekaan pemeluknya. Kita sudah pentaskan ideologi, beragam-ragam pemikiran, kita terbitkan berjuta-juta buku, bikin ribuan organisasi dan perkumpulan, arahnya membias bahkan berbalik dari cita-cita manusia untuk merdeka.
Memaknai Sastra Kealamian Anak Puncak keindahan
Keindahan kata gila terbelenggu penjara kritiksasi, sensor pemerintah memenjarakan makian atas kesalahan, kapan kelumpuhan teks ini bermula?. Sejak WS Rendra dengan sajak Sebatang Lison, dan mendekam di tahanan.
Ketika dunia imajinasi kita kini hanya dipenuhi oleh materi-materi dan pragmatisme yang membuat visi kita berjangkauan sangat pendek? Kata tak lagi sebagai sebagai pemeran utama, juga sensor hukum hampir tidak menolehkan perhatian dan kebijakan pada masalah ini. Bahasa sindiran meremang "kata gila " di impic penderitaan merajalela, Apakah harus menunggu kenyataan di mana kita sadar bahwa sumur imajinasi kita yang dahulu tanpa dasar kini telah mendangkal oleh timbunan materi, hedonisme, dan pragmatisme? . Bukan kita yang menderita akhirnya. Tapi anak-anak kita. kata Gila demikian tak indah lagi. ia jadi literasi ketaksadaran yang memuakkan.
Artikel esai Judul : Keindahan dalam kata "Gila"
0 comments