Polarisasi Kebenaran Umum Versus Pendapat Pribadi

Rabu, Juni 24, 2020

Pelan-pelan saja, dan kurangi terima pendapat orang lain, pada hal yang berhubungan dengan keadaan perasaan terdalam kita. Fakta bahwa terdapat orang yang tercatat tokoh inspiratif, mereka pernah ngalami kesulitan dan diremehkan orang lain, tapi kemudian mereka bisa berdiri dan membuktikan kalau anggapan orang lain itu salah. Perihal ini, buat ingatkan kita saja bahwa ada hal, dimana gak terlalu penting ucapan orang lain.

Camkan dalam ingatan  :
 bahwa tidak ada orang yang benar-benar memikirkan diri kita, seperti apa yang
kita pikirkan. Orang lain juga sibuk pikirkan  diri mereka sendiri 

Tolak pendapat yang tidak nyaman : Secara umum dlm pegujian, memang karakter manusia ternyata memang sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain terhadap kita. Sampai-sampai  ada sebuah anekdot yang bilang bahwa manusia itu lebih takut penilaian buruk terhadap dirinya dibandingkan dengan takut akan kematian. ngeriiiiii~

Demi kebaikan diri sendiri, mendengarkan pendapat orang memang boleh-boleh saja, tapi ada kalanya, pendapat orang lain enggak sebaiknya kita dengarkan,  apalagi kalau terkesan nge-judge dan bikin kita enggak nyaman. Kalau ditelusuri, alasan kenapa kita sangat peduli dengan pendapat orang lain ini adalah bagian dari insting nenek moyang kita untuk bertahan hidup. Kira-kira begini penjelasannya~

Rasakan Kebenaran Pendapat Pribadi dan berhenti pikirkan pendapat orang lainTerima Pendapat Orang lain ? : Cara klasik : Di zaman dahulu kala nenek moyang kita yang berusaha keras untuk menjadi bagian dari suatu kawanan manusia purba. Di zaman itu, si nenek perlu hidup bersama orang lain untuk kepentingannya mendapatkan jaminan kesehatan keamanan dan pasokan makanan. Sebisa mungkin dia membuat semua orang di kawanan senang dengan cara memuji kepala suku mojok dan menjalankan perintah orang-orang yang dianggap berpengaruh di kawanan itu.

Kenapa nenek moyang kita harus berusaha keras untuk memuaskan orang lain?, Yaa... biar nggak diusir dari kawanan lah. Ini insting bertahan hidup yang dimaksud bosque.

Yang jadi masalah adalah, mental nenek moyang ini masih nempel di otak kita setelah banyak evolusi-evolusi yang terjadi. Yang dampaknya, manusia modern juga punya kecenderungan untuk peduli dengan pendapat orang lain, dan berusaha keras untuk memuaskan mereka agar terus disukai.

Prisip Hidup seperti yang kita inginkan : Zaman nenek moyang sih enak, orang dalam kawanan cuman sedikit. Lah, zaman modern kayak sekarang, manusianya buanyak banget idenya. Kalau kita terus menerus memelihara cara pikir nenek moyang ini, kita pasti akan hidup dengan menderita karena tidak bisa hidup sesuai dengan yang kita inginkan.

Contohnya? : Merasa harus pakai make up biar kelihatan cantik, merasa harus diet biar nggak dikatain gendut, merasa harus masuk universitas bagus biar kelihatan punya masa depan cerah, merasa menyedihkan kalau ke bioskop sendirian, dan level yang lebih parah adalah merasa harus cepat nikah karena cocote tetangga nggak berhenti nanya kapan nikah dan nasehatin hati-hati jadi perempuan kadaluarsa.

Rekayasa Ke-umum-an Pendapat : Kian lama kehidupan kian ditentukan oleh “hasil”, “guna”, “perhitungan”, “efisiensi”, dan aturan-aturan yang pakem. Orang ingin terus menerus menguasai ruang dan waktu. Maka Cara pun jadi formula, alam jadi proyek, yang sangat di maui jadi berhala, tampilan penuh pencitraan.....Maka, yang semula tampak hidup berubah beku.  Agak mirip yang di katakan syair “kehidupan yang bergerak sendiri tapi sebenarnya tersusun dari bentuk-bentuk yang mati, .;;;;;;;;;;;;;;;BACAAN TERKAIT : CARA Pribadi MENANGKAN KEHIDUPAN

Pendapat orang lain seringkali menjadi begitu penting sampai-sampai banyak keputusan penting dalam hidup kita sedikit banyak dipengaruhi oleh mereka–apalagi pendapat orang-orang terdekat kita yang nggak pengin kita kecewakan–yang kalau dilakukan kok jadi beban, tapi kalau nggak dilakukan kok kita merasa jahat dan takut jadi manusia yang durhaka.

Pada akhirnya kita menemukan diri kita berusaha begitu keras untuk memuaskan dan menyenangkan orang lain agar kita bisa diterima oleh mereka. Sepaket dengan itu, kita menjadi orang yang takut akan penolakan, anti kritik dan sangat terobsesi dengan pengakuan dari orang lain.

Ini juga yang membuat kita tanpa sadar berusaha menunjukan apa yang sudah kita lakukan dan pamer atas pencapaian yang kita dapatkan. Padahal jauh di lubuk hati yang terdalam, kita tahu bahwa kita sedang bertindak menyebalkan dan kita membenci diri kita yang seperti itu.

Lantas apa dong yang harus kita lakukan supaya kita bisa jadi diri kita sendiri dan berhenti memikirkan pendapat orang lain?

*harus tahu batas antara berbuat baik dan berbuat bego. Jangan sampai demi membuat orang lain terkesan dan menyukai kita, kita merepotkan diri sendiri.

Dalam kerja kelompok di kuliah misal~ agar terlihat sebagai orang pandai yang bisa diandalkan, kamu rela-rela aja mengambil alih kendali dan mengerjakan tugas kelompok itu sendirian. Itu mah bukan baik, tapi bego wqwq.

Intinya, jangan mau dimanfaatkan orang lain ~ harus ingat kalau ada orang yang benar-benar baik dan peduli sama kita, mereka tidak akan membiarkan kita susah-susah sendirian.

Terakhir, kita harus menerima fakta bahwa kita nggak akan bisa menyenangkan semua orang. Kita juga nggak akan bisa terlihat benar di mata semua orang. Kalau pada akhirnya ada yang nggak suka–atau malah benci sama kita, yauda nggak apa-apa~ toh mereka nggak ada di 24 jam penuh hidup kita.

Atensi dikit :  Jangan sampai semua pendapat orang lain kita abaikan.(bukannya tidak konsisten ya, ini tawaran saja)

Rasakan Kebenaran Pendapat Pribadi

bungkam sebab pikirkan pendapat orang lain, tidak nyaman hidup*Kalau pendapat yang bisa bikin kita jadi orang yang lebih baik ya harus disimpan hehe. Yang dibuang jauh-jauh dan nggak usah dipikirin tuch yang ngeruntuhin mental kita kayak pendapat orang yang bilang, “Berhenti dekati makhluk manis itu, sebab wajahmu jelek". Padahal siapa yang tahu kalau Si manis itu suka sama kamu~ 

*Jika ada orang yang mulai berpendapat macem-macem sama kita dan bikin enggak nyaman, kita bisa mendekat kepada orang yang selalu memahami kita. Baik itu kelemahan ataupun kelebihan yang kita miliki. Orang-orang ini, nantinya bakal menguatkan kita bahwa kita masih memiliki kualitas diri yang enggak seharusnya diabaikan.

*Apa jadinya kalau ada seseorang yang enggak menyukai kita? Kita memang hidup bukan untuk bikin semua orang menyukai kita.  Malah sebaiknya kita harus merasa lega karena dengan adanya seseorang yang enggak suka, berarti kita sudah menjadi diri sendiri.

*Ada saatnya kita membutuhkan waktu sendirian untuk mendengarkan diri sendiri, bukan untuk mendengar perkataan orang lain. Jika ada seseorang yang bikin kita enggak nyaman dengan perkataan mereka, isi waktu sendirian kita dengan bertanya pada diri sendiri apa yang kita butuhkan. Cari cara bagaimana bikin mood jadi happy lagi. Jangan lupa tulis semuanya di jurnal atau diary kita.

*Ketika seseorang nge-judge kita habis-habisan, tuliskan hal-hal yang sebenarnya kita anggap penting buat diri sendiri. Tanpa adanya paksaan dari orang lain. Tempelkan tulisan itu di meja belajar atau tulis di catatan kecil gadget kita. Saat kita merasa sedih dengan ucapan orang lain, lihat kembali tulisan itu. Kita jadi enggak perlu memusingkan ucapan orang lain yang enggak penting, karena kita tahu betul mana hal yang paling penting buat diri sendiri..

*Tuliskan daftar orang-orang yang menurut kita inspiratif. Yang pernah mengalami kesulitan dan diremehkan orang lain, tapi kemudian mereka bisa berdiri dan membuktikan kalau anggapan orang lain itu salah. Tokoh inspiratif ini enggak perlu yang nyata, lho, tokoh dalam cerita-cerita fiksi juga bisa masukkan dalam daftar. Yang penting adalah, dengan mengingat mereka, kita jadi bisa  belajar buat enggak terlalu mementingkan ucapan orang lain.__* berbagai sumber tambahan.

Jadi, jika memang Anda ingin menjadi seseorang yang penting, maka pastikan diri Anda bisa memberi manfaat bagi orang banyak. Mulailah dari satu orang, lalu menjadi dua orang, tiga orang, dan seterusnya. Semakin banyak orang yang Anda bantu dalam menjalani hidup mereka, maka akan semakin besar nilai kepentingan Anda di mata mereka. Karena itu, untuk menjadi orang yang punya nilai penting di mata orang lain, Anda harus memilih sebuah profesi yang memang menyediakan ruang untuk menjadi pribadi yang dibutuhkan orang lain. Profesi tersebut akan memberi pelayanan yang memang akan menempatkan Anda menjadi sosok penting dalam kehidupan orang lain. 

Pe-Lisanan merupakan Penguatan Kebahagiaan 
Dalam berbicara ubah kosa kata menjadi lebih positif, hambatan karena seringnya, kamu menggunakan kata, "tidak mampu, ga-bisa," "jangan kata demikian, ucapkan saja "sebaiknya tidak," atau kata-kata negatif lainnya? Terutama ketika membicarakan atau saat merespon tentang diri sendiri. Bagaimana Anda bisa merasakan sesuatu yang baik jika terus menerus menggunakan kata-kata negatif ketika menjelaskan atau membicarakan diri sendiri? Atau, bagaimana respon Anda ketika mendengar seseorang memberikan pujian? Apakah Anda mengatakan, "terima kasih" atau justru menyangkalnya dengan memberikan komentar negatif? 
Ok, intinya ubah cara berbicara dengan jauhkan kata-kata negatif atau ubah jadi kata-kata positif ketika merujuk pada diri Anda.
___________
Sangbaco.web.id_ Dialog Humanisme dan Kepribadian _Juni|23|2020
Rasakan kebenaran pendapat pribadi, dam berhenti pikirkan pendapat orang lain.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images