Puisi Mistik : Makassar Sulawesi

Jumat, November 25, 2011

Puisi Mistik Sulawesi ulasan benang kusut kehidupan, dimana getir dalam teks menjelma sihir, kami rangkum puisi dari penyair sulawesi, teks yang menerawan atas kerapuhan manusia dan cinta duniawi, puisi yang sekaligus menerangkan carut-marut perasaan, sungguh "Gila" hasrat juga rindu-nya demikian beku. Bagaimana maksud seutuhnya puisi mistik sulawesi ?. Untuk lebih jelas, simak saja puisi berikut ini. maafkan jika ada teksnya yang masih mentah, dan tak  benar-benar baik, karenanya kau boleh melupakan bahkan membuang puisi ini jika tak suka.

Pikiran mistik..perasaan ngeri, hal yang selalu ada jika kau mengindahkannya, dan langkah ke puisi mistik hari ini anggaplah sebagai pikiran  positif, bukan sebaliknya . Kata  Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya Terapi Berpikir Positif mengutip sebuah tulisan ilmiah bahwa setiap hari manusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan sejumlah besar pikiran ini adalah PENGARAHAN. Jika arah yang ditentukan bersifat negatif, maka sekitar 60.000 pikiran akan keluar dari memori ke arah negatif. Sebaliknya, jika pengarahannya positif, maka sejumlah pikiran positif juga akan keluar dari ruang memori ke arah yang positif.

Puisi Mistik Sulawesi

*Gambaran neraka tak lain kecuali suara desis ular di sekitaranmu, dan jerit  orang ter-setrika di belakangnya, suara krek patahan tulang dari tempahan batu besar yg menggelinding, atau sesuatu telah dicabut dari tubuhmu, kau mengerang...tapi tak tertahan, suaramu bahkan melemah dan sebuah cekik, ada yang menganga dan menjulurkan lidah, kau kemudian debu yang harus di bentuk ulang lagi seperti sedia kala demi "jeritmu abadi"

Mata belalak di sudut ruang, di tatapnya gelap dan aroma dupa menyegat Mata yang "Termangu memandangmu ", baju di tubuhmu seolah tubuh bahkan  bayanganmu sendiri, raga yang bergerak lembut seperti angin, dimana aku ?,  kiang hening dan GELAP, aku sendirikah adalah ruang ?. Tapi telinga menangkap suara seakan dari lubang curam yang dalam, " aku atau kau tergenggam sunyi dan gelap dengan mata belalak tak berkedip_

Mistik Takjub

Biar saja ia melekat…
Pada sesuatu yang tersirap kekanvas jiwa,
serasa tiba-tiba mengenakan kepakkepak senja,
ke simultan senyum yang rahim
ta’ siapapun menangkap itu sebagai makna,
tapi kulihat ada yang menunggu hidup dan mati….deras indahmu sekali ini,
ia pulang ke segala samudera, sebuah pemandangan di ujung tanjung ia cari untuk di lukisnya sebagai takjub, (ini berlebihan )
tapi------
ketika embun turun membekukannya ia tetap
bersimpuh dalam lukisan tersebut.
______________
                      -Kenangan terakhir pada ibu ketika aku lara di batu nisanya.
Malam ini remang, mata itu.........lekat memandangku,
sejenak...,tubuhnya kedekatku berbaring
jelas garisgaris lelah di wajahnya.
tanganku bergerak, mengusap bekas luka di punggungnya.

aku menyuapnya nasi, tak ditelan,tapi.......mulutnya terus menganga
"ibu...,takut kematian nak,"katanya
Aku tetap disini,walau tak mengerti,
"bukankah,ibu telah lama mati....?

Maros,19.05.08
Puisi Mistik

"Tapi Mata tak punya kelamin--
*nasihat pada bujangan)
Mata,selalu menyihir apa yang terlihat didepanya dan dengan terpaksa kau menerima saja sebagai nasib,“resah atau senang”, yang di gambaarnya.

Ucapnya di suatu waktu, “lihat… aku lebih menerobos dari angin, lebih cepat dari cahaya dan mungkin saja aku lebih peka dari perasaanmu, bukankah dalam tidurmupun aku lah yang berkisah sesuka hatiku?

Lagaknya pada ayam yang mengais cacing tanah, “matahari itu sungguh tak faham ya..jika rembulan, adalah bidadari yang sedang hamil, demikian pula cacing yang baru saja kau telan sungguh… tidak mempunyai mata

Tapi, aku benci pada cacing,“ sebab dia mempunyai dua alat kelamin”.

Maros.15.12.08
Diposkan oleh kaimuddin Mabbaco Jam

*lima menit tersekap dalam tabung hampa, tarikan napas satu-satu sesak, seolah botol hampa tertutup 2x1,  kau meraba-raba, tapi pun  sepijakan kaki adalah sesuatu bergerak sangat lembut dan licin.  Terlihat dari atas seolah lubang terbuka, sejenak cahaya remang dan asap tebal. Uh.., sesuatu seperti tarikan menumpahkan menumpahkan cacing-cacing sepenuh tubuh, seolah kau berbaju cacing dengan segala yang merayapi muka, selangkang dan telinga, rasanya dingin licin dan liur. sebegini hampa licin dan sesuatu bergerak terus-menerus. kaupun mengenali tempat ini ; dalam tubuh ular penuh lendir , begitu hening dan gelap, kau "mengenal tempat itu ". Tempat tulang-tulangmu sendiri di satukan, dalam himpitan perut ular, "sungguh dingin dan jalar cacing-cacing ke-muka, hidung , mata dan telinga.
_____
Sangbaco. Maros 251111
Demikianlah puisi Mistik Sulawesi, puisi yang mengantar ke-Pelukan Dingin, Diam, dengan satiris yang terapung Berantakan. Tapi semoga saja Puisi Puisi ini  menegakkan esensi kemanusiaan kita, bahkan menghibur hari-harimu dalam renungan, dan telah dipublikasikan sangbaco.web.id.. Semoga puisi Mistik Sulawesi , dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis kembali puisi hantu, galau, atau mungkin puisi menyentuh hati atau puisi cerita kehidupan_"Maafkan untuk teks puisi mistik ini, sebab bukankah dalam mistik maka ada yang selalu berkisah, mungkin ia di dekatmu....
salam : Puisi Mistik : Sulawesi

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images