Tidak Benar Susu Sapi, Diminum Manusia
Rabu, November 23, 2011Tidak benar susu sapi diminum manusia ulasan yang coba tawarkan secara fakta ilmiah oleh Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim). Sedikit melemah kan ketika Indonesia galakkan gizi bangsa maka prioritas suplemen lebih dominasi mengajak pada pemanfaatan gizi dari susu. Memang benar dalam jawaban yang umum "siapa sih yang tak suka susu, lebih lagi jka itu susu sapi ?. lantas bagaimana dengan kaidah kesehatan bahwa susu memberatkan kerja usus. Kontroversi perihal ini mari kita simak ulasan berikut, semoga memberi manfaat.
Kejutan yang menaggapi perihal tadi seperti berikut ini. "susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia dan Tidak Benar Susu Sapi, Diminum Manusia.
Susu Perburuk Kesehatan
DIbodohi kita oleh pabrik susu yang terus-terus mengiklankan produknya," ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia, katanya," susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia."
Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu -kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?
Minum Susu Berdampak Osteoporosis
Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna.
Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan "enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.(Tidak Benar Susu Sapi, Diminum Manusia )
Fakta Akademis
Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.
Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.
Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.
Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.
Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut.
Penelitian Prof Ahli Usus
Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.
Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan. Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.
Tidak Benar Susu Sapi, Diminum Manusia...
Dampak negatif susu
dr. Tania Savitri - Dokter Umum | Ditulis oleh: Arinda Veratamala,
Baik buruknya susu bagi tubuh saat ini menjadi kontroversi. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu memiliki dampak buruk bagi tubuh. Apa saja dampak negatif susu yang mungkin terjadi? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengapa susu belum tentu baik bagi tubuh?
Ada beberapa alasan mengapa susu mungkin bukan menjadi sumber kalsium terbaik untuk semua orang, yaitu:
1. Intoleransi laktosa (lactose intolerance)
Orang yang mempunyai intoleransi laktosa tidak disarankan untuk menjadikan susu sebagai sumber kalsium bagi tubuhnya. Susu dan produk susu, seperti keju, yogurt, dan produk susu lainnya mengandung laktosa (gula susu) yang akan dicerna tubuh dengan bantuan enzim bernama laktase. Namun, laktase di dalam tubuh seseorang berbeda-beda jumlahnya. Beberapa orang tidak dapat mencerna laktosa dari susu dengan baik karena hanya mempunyai sedikit enzim laktase dalam tubuhnya. Kondisi ini dinamakan sebagai intoleransi laktosa (lactose intolerance).
Bagi orang yang mempunyai intoleransi terhadap laktosa, makan atau minum produk susu dapat menyebabkan masalah kram, kembung, perut bergas, dan diare. Gejala-gejala ini dapat muncul dari tingkat ringan sampai berat.
2. Alergi pada susu
Bagi mereka yang memiliki alergi susu, jelas susu membawa dampak negatif. Alergi pada susu sapi sering ditemukan pada bayi dan anak kecil. Alergi ini muncul pada anak yang mempunyai kadar antibodi susu sapi yang tinggi pada darahnya. Sensitivitas pada susu sapi sangat bervariasi antar anak yang memiliki alergi susu. Beberapa anak memiliki reaksi yang parah setelah mencerna sedikit susu. Lainnya mungkin mempunyai reaksi yang lebih ringan setelah mencerna susu dalam jumlah yang lebih banyak.
Untuk menghindari dampaknya, hindari makanan dan minuman yang mengandung susu sapi dan produk susu sapi lainnya. Ketika protein dalam susu dicerna, protein ini dapat merangsang reaksi alergi mulai dari reaksi ringan (seperti munculnya ruam, gatal-gatal, dan bengkak) sampai reaksi yang berat (seperti sulit bernapas dan kehilangan kesadaran). Berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa adalah reaksi yang timbul akibat kekurangan enzim laktase untuk mencerna susu, bukan karena sistem imun.
3. Menimbulkan jerawat
Sebagian besar remaja pasti pernah mempunyai jerawat di wajahnya. Salah satu makanan atau minuman yang dapat menyebabkan jerawat adalah susu atau produk yang mengandung protein whey. Di dalam susu terkandung insulin dan hormon pertumbuhan IGF-1. Kedua faktor inilah yang dapat memicu tumbuhnya jerawat. Peningkatan insulin atau IGF-1 dalam tubuh dapat memberi sinyal pada faktor-faktor yang dapat menimbulkan jerawat pada wajah (Melnik, 2011).
4. Kemungkinan peningkatan risiko kanker
Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.
Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan. Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.
Tidak Benar Susu Sapi, Diminum Manusia...
Dampak negatif susu
dr. Tania Savitri - Dokter Umum | Ditulis oleh: Arinda Veratamala,
Baik buruknya susu bagi tubuh saat ini menjadi kontroversi. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu memiliki dampak buruk bagi tubuh. Apa saja dampak negatif susu yang mungkin terjadi? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengapa susu belum tentu baik bagi tubuh?
Ada beberapa alasan mengapa susu mungkin bukan menjadi sumber kalsium terbaik untuk semua orang, yaitu:
1. Intoleransi laktosa (lactose intolerance)
Orang yang mempunyai intoleransi laktosa tidak disarankan untuk menjadikan susu sebagai sumber kalsium bagi tubuhnya. Susu dan produk susu, seperti keju, yogurt, dan produk susu lainnya mengandung laktosa (gula susu) yang akan dicerna tubuh dengan bantuan enzim bernama laktase. Namun, laktase di dalam tubuh seseorang berbeda-beda jumlahnya. Beberapa orang tidak dapat mencerna laktosa dari susu dengan baik karena hanya mempunyai sedikit enzim laktase dalam tubuhnya. Kondisi ini dinamakan sebagai intoleransi laktosa (lactose intolerance).
Bagi orang yang mempunyai intoleransi terhadap laktosa, makan atau minum produk susu dapat menyebabkan masalah kram, kembung, perut bergas, dan diare. Gejala-gejala ini dapat muncul dari tingkat ringan sampai berat.
2. Alergi pada susu
Bagi mereka yang memiliki alergi susu, jelas susu membawa dampak negatif. Alergi pada susu sapi sering ditemukan pada bayi dan anak kecil. Alergi ini muncul pada anak yang mempunyai kadar antibodi susu sapi yang tinggi pada darahnya. Sensitivitas pada susu sapi sangat bervariasi antar anak yang memiliki alergi susu. Beberapa anak memiliki reaksi yang parah setelah mencerna sedikit susu. Lainnya mungkin mempunyai reaksi yang lebih ringan setelah mencerna susu dalam jumlah yang lebih banyak.
Untuk menghindari dampaknya, hindari makanan dan minuman yang mengandung susu sapi dan produk susu sapi lainnya. Ketika protein dalam susu dicerna, protein ini dapat merangsang reaksi alergi mulai dari reaksi ringan (seperti munculnya ruam, gatal-gatal, dan bengkak) sampai reaksi yang berat (seperti sulit bernapas dan kehilangan kesadaran). Berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa adalah reaksi yang timbul akibat kekurangan enzim laktase untuk mencerna susu, bukan karena sistem imun.
3. Menimbulkan jerawat
Sebagian besar remaja pasti pernah mempunyai jerawat di wajahnya. Salah satu makanan atau minuman yang dapat menyebabkan jerawat adalah susu atau produk yang mengandung protein whey. Di dalam susu terkandung insulin dan hormon pertumbuhan IGF-1. Kedua faktor inilah yang dapat memicu tumbuhnya jerawat. Peningkatan insulin atau IGF-1 dalam tubuh dapat memberi sinyal pada faktor-faktor yang dapat menimbulkan jerawat pada wajah (Melnik, 2011).
4. Kemungkinan peningkatan risiko kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker ovarium dan kanker prostat. Analisis yang dikumpulkan dari 12 penelitian kohort prospektif dan melibatkan lebih dari 500.000 wanita, menemukan bahwa wanita dengan asupan tinggi laktosa, yaitu setara dengan 3 gelas susu per hari, memiliki risiko kanker ovarium sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki asupan laktosa terendah.
_________
Sangbaco.web.id, 231111_Telaah dengan tambahan referensi Penelitian soal Susu Kental Manis, FAJAR-27 Nov 2019, konsumsi susu kental manis (SKM) dan dampaknya terhadap gizi buruk anak._Ketua Harian YAICI Arif Hidaya. demikian semoga mengambil manfaat dalam tema Tidak Benar Susu Sapi, Diminum Manusia
1 comments
Kalau kopi susu???
BalasHapushehehe