Belajar Analisis Puisi "embun"

Minggu, Juli 05, 2020

Belajar analisis sastra puisi, mengenalkan pemaknaan, melakukan tafsiran terhadap maksud kata dalam puisi, namun mengapa item-nya "embun" ?. Sebab embun obyek fenomenal,  sesekali  dikisahkan dengan cinta, dan asyik juga di sandingkan dengan hujan menghambarkan-nya. ia embun dan waktu yang terus berubah.  Analisi puisi embun, " aku hanya mengantarmu sampai disini, tanpa  embun dari sejuk matamu, meskipun, Ia embun selalu datang… menyusurkanmu indah, jika pagi dan kau tengadah ke-langit".  Ayo analisis bebas,  beri pengertian dalam puisi berjudul "embun".

Analisis teks terhadap waktu dan ruang
sebab sesuatu harus lahir dengan pilihan yang baru ?. Pengantar analisis teks Puisi : semisal tentang "embun", ini hanyalah kata dasar sebuah keadaan, "tapi benarkah embun mempunyai ruh dalam habitatanya ?" serangkaian pertanyaan yang tidak berhasrat memburu jawaban dari anda. Tapi bagaimana dengan ini, "embun... telah memilihku menjadi celah sunyi di antara baris-barisnya yang lembab , ia embun mengalir di tubuhku 

Alam pemaknaan dari teks embun yang coba melakukan tafsiran  atas hakikat di balik peristiwa, itulah sebabnya (pembaca) kerap menemukan berbagai hal yang baik atau yang buruk,  dalam analisis yang tersirat atau tersurat dalam sebuah obyek fenomenal. "Lalu bocah itu merelakan dirinya menjadi lilin, pada siapa ia belajar, ? tapi kau paham bukan, jika rahasia tinggal tersembunyi ?".


kematian sungguh selalu datang, bak detak-detak jam yang suatu waktu akan henti,
dalam dekap-pun, ia bayang-bayang yang memburumu, ia akan pergi dan 
berakhir menuntaskan janjinya, kau tak kemanapun lantaran mengerti akan janji saat dulu kau pergi.

Puisi tema religius. Penulis menafsirkan demikian sebab puisi tersebut melambangkan pengalaman batin penyair terhadap kematian. Hal tersebut terlihat dari isi puisi “kematian sungguh selali datang”. Menurut pendapat penulis, yang dimaksud teks “bayang-bayang memburumu” adalah taqdir hidup yang harus berakhir, di sana adalah kematian. Hal tersebut seiring dengan cara memahami ujung teks puisi yaitu "janji saat kau pergi dulu", kukira kau mulai mampu menafsirnya.

Dalam puisi tersebut terlihat bagaimana kepasrahan tokoh dalam puisi terhadap kematian. Tokoh begitu menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti datang, sebab sudah merupakan takdir-Nya. Dan kau tidak bisa berbuat apa lantaran mengerti harus ada yang diselesaikan "menuntaskan janji" larik tersebut menggambarkan kepasrahan, bahwa kita tidak akan mampu berbuat apa-apa jika dihadapkan pada kematian, dan tokoh dalam cerita begitu mengerti bahwa hidup memang harus ada penyelesaian. Dengan demikian maka jelas bahwa tema yang terkandung dalam puisi di atas adalah tema religius tentang kematian.

Malam dan embun yang berulang datang, seperti rindu yang menawarkan sepi, selalu begitu, embun pagi di halaman yang menangkap cahaya  pertama matahari ketika terbit, setelahnya mungkin ia embun pecah, lalu  jatuh dan resap   pada apa saja di mana ia tergeletak, tanpa ia  menatap untuk kembali pada langit,

adalah denyut aliran kehidupan,  ia gerak aksioma hari ini dan besok. teks ini bukan tentang musim gugur : sedih atau menyakitkan, embun sebuah gambaran keberadaannya dalam siklus hidup, dan teks "pecah lalu terjatuh dan resap.."hanyalah uraian yang membangun imajinasi, embun seolah bermain dan hidup, dan akhir teks mengisyaratkan sebuah melodrama bahwa setelah bermain ia akan hancur tanpa perlu menyesal, dan esok ia kembali seperti biasa.

Puisi "Embun"
ia terkadang serupa air mata menggelinding, dan  mengisahkan satu-satu peristiwa yang membuatnya menekur diri pada tuhan,  terkadang pula embun  seperti  pikiran mengungkapkan segala hal dengan terbalik, 

ia embun yang bebas jatuh di rumput musim kemarau, atau menunggu tapak kaki anak-anak yang sedang bermain, lalu menginjaknya. Tapi cobalah dengar : embun itu bening dan ledaknya sangat  nyaring.

Embun adalah kata yang terbentuk ketika udara bebas berada 
di dekat permukaan tanah, semampunya ia menahan semua uap air.

Luapan embun  telusupkan dingin pada  benda-benda , di eraminya bumi pada pagi hari.  dan selalu begitu; sesekali dengan dingin ia embun telusupkanmu pada alam rahasia.
____
Embun adalah catatan pagi dari getar yang kita lupakan, bahkan disangka bukan tragedi dan membiarkan mengalir sebagai jelata yang entah sampai padamu atau tidak, padahal tanpa embun maka ketukan seterusnya adalah warna cuaca gelap malam dan pagi yang hambar seperti biasa, (kamu saja tambahkan pengertian ya... bebas)

Teks merupakan kemudi gila, kau bebas apa saja, sesekali teks  mengenalkan-mu jerit juga senyum, atau kalimat yang mengajakmu pulang. Atau lebih ringan "ia menuliskan dirinya sendiri minimal kau tak menganggapnya alpa". Atau demi kau tak berkata "uh..betapa keruhnya"

Ketika teks itu terasa bernas ia dapat pula terasa sedikit sombong, bahkan angkuh ",jika bukan karena tulisan pada kehidupan yang membuat orang bisa bergerak mungkin dapat karena kematian yang tragis dan kemudian orang menulisnya sebagai nasihat, minimal ketika kau membacanya dan menghindarkanmu dari bunuh diri.
Analisis teks puisi adalah ruang yang sungguh  luas, mengapa ?, sebab segala sesuatu harus di tafsirkan sebagai keyakinan kepada pembaca, entahlah apa ini bisa bikinmu gila !, sebab siapapun bebas menafsirkannya, (ia mengacungkan tangan di pinggir jalan untuk kau memungutnya) tapi sebagai teks ia hanya berhasil menjadi lilin, ia puisi dengan jalan hidupnya sendiri, ikhlasku meniupnya pergi dan ia bebas kemanapun atau ia hendak menjadi apapun..tapi sungguh..aku sebelumnya telah merawatnya dengan baik dan memberinya imun tuk ia hidup selalu.

Kau harus pulang sayang …, dengan kejut aksara yang kau bawa serta, tentu pada kejut kalimat yang kesekian kali, dan  Sepi siapa?, sebab teks adalah mesin gigantik yang berlari tanpa aba-aba.__ 
*maaf atas segala kekurangan dalam belajar analisis puisi ini,
_______________

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images