Nama & Jenis Hantu di Sulawesi Selatan

Minggu, November 20, 2011

Penelusuran yang menghabiskan nyali, melacak dari masyarakat metode  observasi juga suara dari segala arus ke terawang hantu "di Sulawesi Selatan", maka menguaklah nama beberapa hantu dalam lintasan mistik di provinsi ini seperti : Asu Panting, Poppo, pallipa Garusu, Parakang, Setan Sumiati, Nene Pakande, Cambeu, Longga dan Ikoro /Tampakoro dll. 

Dalam penemuan nama & jenis-jenis hantu di Sulawesi Selatan. ini, pencerita usia di atas rata dan mereka merelay waktu primitiv masih menggetarkan. 

Di Pinrang bermalam dan angin malam masih terasa mistik berhembus dingin menggoyang seluruh daun seolah segala hendak disapu bersih, segebrak angin ke lolongan anjing yang aneh dan panjang, Kesadaran bahwa mistik pernah marak dicerita di kampung ini akan adanya "lolongan semisal serigala bahkan lolongannya lebih panjang", Dan tetua kampung membenarkan bahwa masyarakat di sini menyebutnya dengan sadda asu panting (bhs Bugis terjemahnya: lolongan pencabut bulu kuduk).

Istilah ini sangat populer dan tak hanya di Pinrang bahkan di pedalaman daerah Bugis, mendengar lolongan itu bak sugesti... yang meremangkan bulu kuduk,  merinding sekujur tubuh, dan sebab ketakutan ini, para penghuni rumah spontan memeriksa kunci pintu dan menutup jendela, doadoapun di gelar dan sebab zikir tersebut asu panting /lolongan anjing misterius yang terdengar itu melemah dan berhenti perlahan, jangan menapikannya, sebab kesekian kalinya usai lolongan tersebut, terdengar langkah mengendap-endap mengantarai desah ..., tiba-tiba sebuah jerit, nyawapun mengerang…..dan sebuah tubuh terbujur kaku, terdengar tawa memecah sunyi.., seakan membongkar segala pintu yang baru saja terkunci rapat.

* Nama atau jenis Hantu "Asu Panting".


Sebuah daerah di Malimpung (area hutan rintis atau di babat oleh tentara lalu dijadikan tangsi militer di Sidenreng Rappang taon 60 an)ketika itu area tersebut sangat sakral bahkan semua suara burung menandai isarat yang dapat di baca oleh masyarakat tangsi tersebut, diantara isarat suara tadi yang sangat sakral adalah sebuah penamaan dengan istilah "Pallipa Garrusu" sebagai Nama atau jenis Hantu Sulawesi Selatan. Dan dalam nama hantu atau setan tersbutlah informan bernama Daeng Mappasessu bersama istrinya bernama Daeng Tika mengantarai cerita ini, ketika dinding rumah yang terbuat daun kelapa itu (dinding sementara)terdengar , "emmuni nrete lipa sabbe, mengngi lalo di wirinna renringe, riwettue yaro rinring daung kaluku,pada di kerri kanuku malampe na ma tareng (bahasa Bugis terjemahnya :dinding dengan bahan daun kelapa yang dianyam tersebut seolah di sentuh oleh jari dengan kuku panjang dan runcing, sangat kasar bunyi ) suara gemerisik tersebut adalah "Pallipa Garrusu", setan atau makhluk gentayangan yang di kuatirkan sebab ia dapat saja tiba-tiba menyusu pada seorang perempuan, mendengar suara seperti itu gadis-gadis berebutan untuk tidur di tengah.....cat sementara

Jenis lain hantu bernama Poppo
demikian orang menyebutnya, ke-berbeda-an poppo ini dengan parakang sebab, ia (poppo) terjadi atau menjelma demikian karena pahaman animisme (semisal yang banyak di temukan di daerah kab.Sidrap tepatnya masyarakat Tolotang, dan bukan sebab pesugihan sebagaimana parakang, poppo dapat terbang sebab ia secara sakral meninggalkan raga kasarnya di rumah pribadinya sebelum menjelajah,

 ia menjelajah di tempat2 yang tinggi, sedang parakang adalah...manusia-jadi-jadian dapat saja berubah ujud seperti pohon pisang dengan 3 daun, berubah karabba(semacam bambu yang di-anyam juga dapat berubah hewan dengan ciri tinggi pada punggung belakangnya, poppo dalam penjelasan keadaan

 : seseorang dengan hanya kepala disertai dengan usus yang di penuhi darah segar dan terbang melintasi atap rumah, dan sesekali singgah seolah berkuda-kuda tepat di atas bubungan rumah bagian depan , atau dalam teks bahasa Bugis," luttui nennia mitti-mittiI' darana,nakko leppangi coppo bolae nattujui, nagongko mettoi bolae, makkinnyarang ri coppona, nakko diolliI' no, naia kia dipau aseng si tongengtongenna , mattuddui nappa lokka, nasaba siri'

(terjemah : terbang dengan darah yang menetes, kesan ia singgah di bubungan rumah dengan menggoyang-goyangkan bubungan atap rumah tersebut dengan lagak seolah-olah berkuda, mengantisipasinya dengan menyebut namanya (seolah kita mengenalinya, karenanya iapun malu) dan menghentak sekali lalu pergi).

parakang di siang hari seperti manusia biasa
Sebab keberadaan poppo inilah sehingga masyarakat sulawesi-selatan menganggap tabu jika sebuah rumah tidak mempunyai timpa laja dalam bahasa bugis, atau timba sila dalam bahasa makassar,atau penutup bubungan rumah berbentuk segitiga,(daerah tertentu terdapat sebuah perkampungan poppo di sulsel berdasarkan hasil penelusuran jejak minggu ini, (menghindari fitnah identitas nama kampung tidak dapat kami sebutkan), penelusuran tentang poppo ini sangat banyak kami temukan sumber/referensi dialog yang sama, penyebab awal mengantarai keberadaan makhluk gentayangan ini adalah penerimaan sebuah ilmu salah yang perkiraan sementara seolah dikait-kaitkan dengan pahaman animisme atau istilah bahasa daerah sering di identikkan dengan attoriolong. Keterangan lain mengatakan : Poppp bukan manusia dengan badan yang utuh, jika singgah di bubungan rumah atau diatas pohon besar, sungguh nyaring suaranya terdenger "pok..!pok...,pok..."seperti suara orang tercekik dan hendak membalas dendam, entahlah....melintasi sejarah perjuangan masy Bugis melawan penjajah tersebutlah cerita tentang poppo toana sawitto...dst (cat sementara

Tampakoro / Ikoro
Waktu berselang suasana penelusuran semakin terasa mistik, sebab area tempuhnya adalah waktu malam dan ekspedisi langsung di malam hari di sebuah lapangan, ketika tampilan/tangkapan awal adalah makhluk tanpa wujud(1) tapi di tandai dengan ia memanggul dapo(2) yang sedang menyala di kepalanya, lengkingan serigala mengiringi langkah makhluk tersebut sebagai pertanda “sesuatu telah masak dan harus di santap”, oh rupanya sekumpulan makhluk semalaman menyantap kepiting bakar, dan pagi harinya ditemukan banyak kerangkang kepiting bakar tanpa isi sedikitpun. Dan sumber yang sama menceritakan histori hantu ini katanya " Era tahun 60-an , tersebutlah sebuah makhluk yang tanpa badan, tetapi memanggul sesuatu di kepalanya, semacam wadah untuk memasak yang terbuat dari tanah liat, wadah ini sering di gunakan pada masyarakat lampau hingga sekarang. yang disebut dengan dapo. Selanjutnya....dan lengkap

Jenis Hantu adalah makhluk yang memanggul api disebut "Ikoro"/ Tampakoro

Langit gelap dan goa goa yang lembab nampak dari padang yang kering tandus, sebuah pedataran di pinggir sawah adalah tempat di pagi hari bagi petani menemukan jejak tampakoro usai berpesta malam tadi. Sekedar bertahan dari ketakutan meskipun suasana hampir sangat terang, sang petani menyela diri sendiri ,“ anre mui anreang linoe, turi sipada tuwo ri laleng sitinajaE nasaba puangE mamminasa ri tuwoku”, artinya segala sesuatu yang kau inginkan lakukanlah, sebab ke-hidup-an, tetapi aku hanya hidup dalam pengaturan Tuhanku”, teks ini mungkin sebuah doa atau harapan atau pappaseng/ amanat, entahlah..tapi aku tetap bertahan di Malewang malam ini.

Tujuh makhluk yang berjejer memanggul api dikepalannya itu oleh masyarakat kampung Malewang menyebutnya “Tampakoro”. (area pedataran dan ilalang t4 hantu tampakoro). Mengatakan kata “ikoro” pada terawang malam itu, ketika dingin hening di pedataran sunyi, maka suara gagak terdengar melengking dengan kepaknya yang mengelilingi-mu juga pedataran tersebut, apakah kau menanti Tampakoro…?, 

Mengherangkan sebab malam dan gagak di atas kami, terus berputar semakin banyak, tapi dimana ikoro? Tak ada yang tahu. Hanya ada selintasan bayangan yang menyilaukan dan sesuatu yang jatuh dari langit berupa jutaan bangkai gagak berserakan… berbau amis… dan busuk. Ikoro mungkin sedang jual mahal di era ini, atau kau hanya memanggilnya baru sekali, ketika malam gelap di pedataran dan seseorang.. ?(3), mengintai di tengah kemeriahan pesta hantu tampakoro, ia hendak menangkap ikoro yang berada pada posisi terbelakang dari tujuh (7) jejeran tersebut, katanya "makhluk ini benar hitam dan sangat licin". panggillah " Ikoro... " sebanyak dua kali saja…..untuk petualanganmu yang fantastic._berlanjut ke episode ke terawang hantu "di Sulawesi Selatan" (3
____________
keterangan teks :
(1) tanpa wujud : tak kelihatan sebab terlalu hitam
(2) dapo : bhs Bugis ,wadah untuk memasak yang terbuat dari tanah)
(3) seseorang ? : sumber tak mau disebutkan namanya
(4)Cambeu : hantu kecil, indikasi mengatakan bahwa ia ejawantah dari seorang yg belum baligh lebih sering disebut anak kecil yang mati di aniaya.
(5)Longga : hantu tertinggi di dunia (temukan catatanya disini. di postingan berikutnya)

By :Kaimuddin.Mabbaco, dalam terawang hantu/ Lacak jejak Mistik dalam mengenal(lewat contoh beberapa gambar)*nama & jenis-jenis hantu di Sulawesi Selatan.

You Might Also Like

2 comments

  1. hal hal yg mau di searingkan hub aq Rink :085341952423

    BalasHapus
  2. Menunggu penjelasan tentang Longga alias Setang Balanda... :D

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images